Memilih Rektor IAIN IB dan Tiga Agenda – Windows Live

March 05

Memilih Rektor IAIN IB dan Tiga Agenda

Komentar SINGGALANG:

Memilih Rektor IAIN IB dan  Tiga Agenda

Oleh Shofwan Karim

Syahdan, bila tidak ada aral melintang, insya Allah hari ini (2/11), Rektor baru IAIN IB Padang akan terpilih. Siapapun orangnya, agaknya Menteri Agama tidak akan terpengaruh lagi oleh berbagai hal di luarkoridor “demokrasi” untuk mengusulkan nama yang akan
ditetapkan Presiden RI sebagai Rektor.

Sesuai pengembalian formulir kesediaan dan telah disyahkan Panitia, telah terseleksi tiga nama : Prof Dr.
Sirajudin Zar, MA, dan Dr. Makmur Syarif, SH, MA serta Prof. Dr. Yahya Jaya, MA.  Penulis berani
memprediksi, bahwa di antara ketiganya, dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada nama terakhir, maka nama pertama dan kedua, akan amat ketat bersaing .

Pagi ini, ketiga mereka menyampaikan Visi dan Misi dan Strategi Umum Rancangan  Kerja Rektor IAIN IB
2006-2010.  Setelah itu,  hari ini juga,  menurut rencana Panitia, langsung diadakan pemilihan oleh 40
orang anggota  Senat Institut. Siapa pun yang terpilih, rasanya tidak terlalu penting lagi. Tulisan

mengenai hal itu sudah disampaikan dalam Komentar Singgalang 18/10 lalu. Bahwa tokoh yang dibutuhkan adalah yang secara individual kuat dalam leadership dan manajemen serta  memiliki kharisma  rekonsiliatif. Yang menjadi renungan penulis lagi, apa yang menjadi agenda utama kepemimpinan baru IAIN IB itu menurut kondisi IAIN IB dewasa ini. Tentu saja secara gamblang baru diketahui hari ini dalam  bentangan Visi dan Misi di hadapan  sivitas akademika dan diskusi atau dialog
yang niscaya berlangsung sengit. Diperkirakan, visi dan misi ketiganya tidak akan berbeda jauh amat.
Apalagi kalau lebih kepada yang bernuansa  normatif, tidak perlu diragukan lagi, ketiganya akan relatif
sama unggulnya. Namun secara pragmatis, menurut pengamatan Penulis, paling tidak ada tiga agenda yang amat mendesak. Pembenahan internal, hubungan eksternal dan memperkuat
jati diri IAIN sebagai perguruan tinggi Islam di Minangkabau  yang disegani . Biasanya dalam visi IAIN

IB yang lama adalah pusat keunggulan (center of excellence) .  Ketiganya harus dijalankan  secara
simultan dan ketiganya menjadi prioritas.

Pembenahan internal, menyangkut administrasi dan menajemen akademik, modernisasi teknologi  proses
belajar mengajar dan pemanfaatan teknologi-infomasi serta perluasan dan instensitas kepustakaan
konvensional dan digital. Hubungan eksternal,  di antaranya peningkatan volume

dan intensitas kerja sama lokal, nasional dan internasional. Ini amat penting untuk mendukung Rencana Induk Pengembangan IAIN IB ke depan. Apakah akan tetap menjadi IAIN atau bergerak menjadi UIN.
Ingat, di Sumbar sudah ada 2,  STAIN Bukittinggi dan Batusangkar yang mulai berpacu cukup  progresif.

Selama ini IAIN IB sepenuhnya tergantung  pendanaan dari APBN melalui biaya yang amat terbatas dari
alokasi pendidikan tinggi agama Islam melalui Depag RI pusat. Itupun memerlukan lobi tinggi yang amat
intensif yang terkesan selama ini masih belum optimal. Lebih dari itu, belum pernah terpikirkan untuk
melakukan terobosan seperti IAIN Jakarta sebelum menjadi UIN melalui Bappenas RI mendapat bantuan dari Islamic Development Bank, beberapa tahun lalu 250 juta dollar US dan sekarang UIN Pekanbaru mendapat 300 milar Rupiah. Ini amat erat kaitannya dengan pengembangan kampus yang konon sudah mulai dinegosiasi oleh Prof. Dr. Maidir Harun, Rektor lama dengan Pemko

Padang  yang disebut-sebut berlokasi di Air Dingin pinggir kota Padang seluas 200 hektar.
Selanjutnya memperkuat jati diri IAIN yang disegani, memerlukan kerja intelektual dan emosi dan kepekaan intuisi kepemimpinan yang canggih pula . Misalnya untuk menjadikan pusat keunggulan yang terbilang di kawasan Sumatera. Hubungan yang telah terbina dengan

beberapa perguruan tinggi di Malaysia dalam kajian keislaman sosial, budaya dan kemasyarakatan harus
dievaluasi dan ditingkatkan menjadi pihak inisiator
dan produsen bukan semata-mata konsumen intelektual. Dan untuk yang ketiga ini, tak kalah pula pentingnya melalukan respon strategis-konstruktif dan
introspektif terhadap tuduhan miring dari kalangan yang menamakan diri kaum “salafi” dan penegak syariat Islam di daerah ini yang menuding IAIN IB adalah sarang “sipilis” (sekuler, pluralis dan liberalis). Ketiga agenda tadi tidak bisa diserahkan hanya kepada seorang yang menang hari ini sebagai Rektor tetapi oleh semua komponen IAIN IB. Itu harus digerakkan oleh Tim Kepemimpinan yang solid, di samping rektorat, juga dekanat dan lembaga serta para dosen dan guru besar di institut ini. Akan halnya Pemerintah Provinsi, Kota  dan Kabupaten Se-Sumbar, tentulah bisa memberikan dukungan optimal, bila kemimpinan IAIN IB benar-benar kompetens dan kapabel dalam merajut komunikasi dan

relasi potensi menjadi peluang untuk kemajuan.***

[email protected]

2:40 PM | Blog it | www.hariansinggalang.co.id

Memilih Rektor IAIN IB dan Tiga Agenda – Windows Live

Diterbitkan oleh Home of My Thought, Talk, Writing and Effort

Mengabdi dalam bingkai rahmatan li al-alamin untuk menggapai ridha-Nya. Lihat lebih banyak pos

Navigasi pos

Pos Sebelumnya Pos sebelumnya:

International Visitor Leadership Program , USA , 2005 (14) – Windows Live

Pos Berikutnya Pos berikutnya:

.:( IICLABOR ):.