Sabtu, 26 December 2009
Universitas Buruh Terbuka
![]()
LAPORAN SHOFWAN KARIM DARI MAROKO (5) Pada penutupan abad ke-20 lalu dan memasuki fajar dekade awal abad ke-21, lembaga pendidikan tinggi seperti universitas, institut, sekolah tinggi, akademi dan politeknik pada berbagai pojok dunia mulai melihat ulang tujuan pendidikan tinggi, terdiri atas beraneka ragam sepesialisasi dan cabang-cabangnya.
Di antaranya adalah mencari alternatif yang lebih orisinal untuk menawarkan pendidikan yang lebih tepat dan peluang yang lebih luas. Keadaan ini beriringan dengan semakin berkibarnya tanda-tanda tantangan masa depan di bidang pendidikan akademik dan vocational untuk mengarahkannya kepada rencana kerja lebih starategis demi menjawab tantangan dan meningkatkan daya saing institusi pendidikan tinggi kepada yang lebih luas.
Merupakan salah satu jawaban paling rasional untuk menjawab proposisi ini, di antaranya memperluas jangkauan pendidikan tinggi dengan melaksanakan proses balajar-mengajar dalam format yang sudah populer disebut on-campus untuk yang belajar di ruangan kuliah dan offf-campus untuk yang di luar kampus.
Universitas Terbuka (open university) termasuk kategori ke-2 atau off-campus.
On ataupun off, tujuannya tentu saja membuka kesempatan balajar lebih luas kepada siapa saja yang sesuai dengan persyaratan yang diformat sedemikian rupa.
Khusus untuk Labor Open University (LOU) ini di samping tujuan umum tadi, adalah yang amat mendesak menjawab bagaimana mendidik dan memperbaiki kualitas, kapasitas dan daya nalar serta keterampilan para pekerja atau buruh kepada yang lebih tinggi dan lebih bermutu dalam menghadapi tantangan ketenagakerjaan dan buruh seluruh dunia yang begitu cepat berubah dalam menghadapi tantangan yang amat besar, kini dan ke masa depan.
Ada empat fokus perhatian organisasi konfederasi buruh Islam sedunia berkaitan dengan pendidikan tinggi dan ketenagakerjaan. Pertama, soal membeludaknya jumlah anak muda di negara-negara muslim yang tamat sekolah menengah, tidak tertampung di pendidikan serta pelatihan tingkat lanjut baik yang akademik maupun vocational, skill atau keterampilan Kedua, ketimpangan mencolok antara ketersediaan lapangan kerja dengan jumlah warga muslim di berbagai negara di dunia yang membutuhkan lapangan kerja. Ketiga, kualitas tenaga kerja itu sendiri yang mayoritas masih rendah. Keempat, untuk itu pendidikan dan pelatihan merupakan suatu keharusan untuk menciptakan dan meningkatkan kualitas tenaga kerja supaya lebih handal.
Diaspora penduduk berbagai etnis, negara dan asal wilayah ke berbagai sudut dan pojok dunia adalah suatu hal yang biasa sekarang ini. Seperti telah diketahui, tenaga kerja Indonesia telah berjumlah jutaan orang di berbagai negara dan kota di Asia. Mulai dari Singapura, Malaysia, Hongkong, Taiwan dan Korea Selatan. Untuk Timur Tengah kebanyakan di Semenanjung Arabia dan Teluk Persia. Tentu juga di negara-negarra Eropa dan Amerika. Soalnya kebanyakan tenaga kerja kita itu masih berkutat pada sektor pekerjaan non-formal yang bersifat non-profesional. Seperti pembantu rumah tangga, atau pedagang lintas Negara dan seterusnya. Padahal, di negara-negara maju, para pekerja mendapat peluang yang cukup untuk mengubah posisi dengan cara menambah ilmu dan keterampilan praktis yang relevan dengan perkembangan zaman. Beranjak dari beberapa inspirasi wacana di atas tadi, maka kehadiran universitas buruh terbuka amatlah stategis dan sangat penting.
Studi awal tentang kemungkinan mendirikan Universitas Buruh Terbuka (Labor Open University/LOU) dikemukakan oleh Dr. Sameer, Komite Kerja IICL. Dosen Universitas King Muhammad di Rabat Moroko, menunjukkan bahwa dari 500 orang responden kaum pekerja yang menjadi sasaran penelitiannnya, telah memberikan gambaran umum apa yang diharapkan oleh mereka terkait dengan kemungkinan segera lahirnya LOU ini.
Di antaranya bidang studi yang diminta menjadi mata kuliah adalah (1) Pembangunan Sumber Daya Manusia; (2) Sistem dan Capita-Selekta Buruh, (3) Aturan dan dasar hukum Serikat Pekerja; (4) Kajian Lingkungan Hidup;(5) Pembangunan Komprehensif, Berkelanjutan dan Berkesimbangan, (60) Sosiologi Buruh atau Pekerja; (6) Pengembangan Ekonomi Buruh; dan (7) Keterampilan Khusus Profesional. (*)