MUSRIADI MUSANIF, for humanity & education – WAWANCARA SHOFWAN KARIM — PUASA DAN REVITALISASI DIRI

 Dr.Saadah.Dr.Amin.Dr.Maysoon.Dr.SK

Puasa, Saatnya Revitalisasi Diri

UMAT Islam seluruh dunia bakal memasuki bulan suci Ramadan. Bulan ini, adalah bulan yang lebih baik dari sebelas bulan lainnya, dan selalu ditunggu-tunggu kehadirannya. Di balik kebahagian itu, terselip juga sesuatu yang harus disika­pi dengan baik. Seperti, kebiasaan menyambutnya dengan hidangan makanan yang agak lezat, sikap malas-malasan dalam bekerja, serta kegiatan pesantren kilat yang dilakukan oleh para siswa di masjid atau musala untuk lebih memperdalam ajaran agama dan memaknai puasa. Sikap apa yang harus ditempuh, terhadap sekelumit permasalahan yang timbul. Berikut wawancara wartawan Singgalang , J.e Syawaldi CH dengan Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat (UMSB) DR. H. Shofwan Karim Elha, BA., Drs., MA.  (Revised, 18 Feb. 2010)

Ramadan yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam bakal dat ang, apa maknanya?
Selama bulan Ramadan ini, selain melakukan ibadah rutin seperti puasa dan Salat Taraweh, juga harus mengevaluasi dan merevitali­sasi diri. Melalui berpuasa, badan dan batin bakal sehat. Berpua­sa ini dalil naqlinya surat Al-Baqarah ayat 183 yang terjema­hannya berbunyi : “Hai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu.” Evaluasi itu dalam bahasa Arabnya adalah muhasabah . Di mana perlu mengevaluasi segala tindak tanduk kita selama ini. Apakah telah baik atau belum, sejauhmana pula kinerja kita selama ini, baik untuk di dunia maupun akhirat.

Selanjutnya?
Bulan ini juga sebagai bulan untuk merenung dan bersyukur kepada Allah SWT dengan membaca tahlil, salat sunat, tadarus dan tara­wih. Lalu, merevitalisasi dengan maksud Ramadan kali ini lebih baik dari Ramadan tahun lalu.

Bolehkah seorang pegawai negeri sipil (PNS) atau pegawai swasta, mengurangi produktivitas dengan alasan tengah menjalani puasa?
Siapapun orangnya, tak ada alasan untuk bermalas-malasan dalam menjalankan aktivitas. Sebab, dengan berpuasa kita dapat merasa­kan layaknya orang miskin bagaimana mereka merasakan lapar, haus atau dahaga. Dengan begitu, akan timbul rasa kepedulian sosial yang tinggi. Lalu, sikap saling bantu-membantu antar sesama akan bisa berkembang. Si kaya akan membantu orang yang miskin atau orang yang hidup serba kekurangan.

Bagi pemerintah sendiri bagaimana menyikapinya?
Sebenarnya, saat Ramadan ini adalah waktu yang sangat potensial bagi pemerintah untuk bisa menyiapkan atau merubah program untuk percepatan pertumbuhan ekonomi daerah dan masyarakat. Karena melalui program safari Ramadan itu, pemerintah dan masyarakat bisa berdialog langsung akan persoalan-persoalan yang tengah dihadapi dan dicarikan solusinya. Artinya, bisa terjalin komuni­kasi dua arah yang mungkin pada hari biasa sangat susah dicarikan waktu dan tempatnya lantaran kesibukan masing-masing, terutama bagi para pejabat yang mempunyai aktivitas sangat padat. Kinilah saatnya dia bisa melihat langsung kondisi daerahnya.

Sekolah diliburkan selama Ramadan, bagaimana menurut pendapat Anda?
Bagus, sehingga para siswa tersebut bisa lebih mendalami dan menjalani ibadah dengan khusuk. Dengan begini, pemerintah telah menanamkan keimanan sejak dini. Dan harus diisi dengan program-program yang bermanfaat dan terarah.

Bukankah masing-masing kabupaten/kota telah menjalankan program pesantren kilat, sudah baikkah yang berjalan selama ini?
Program ini sangat baik dan telah dijalani beberapa kali pada setiap Ramadan. Namun masih perlu dilakukan beberapa perbaikan, bila ingin mendapatkan sesuatu yang bermanfaat. Program selama ini terkesan, memindahkan sekolah ke masjid. Maksudnya, para siswa dituntut terus belajar dengan mendengar pelajaran yang diberikan oleh instruktur. Sementara itu, mereka juga butuh penyegaran. Bukan berarti mereka tidak diberikan materi pengajar­an agama, tetapi mungkin sistemnya saja yang dirubah. Misalnya, mengunakan media teknologi informatika (TI) seperti komputer dengan mengunakan internet tentang segala macam informasi dan pengetahuan tentang dunia Islam. Ini bisa dilakukan oleh masjid atau musala dengan kerjasama dengan pihak warnet. Tidak benar internet itu merusak generasi muda, tergantung kepada kitanya saja dalam mengunakan. Bagi anak-anak, pengawasannya saja yang harus tingkatkan.

Lalu?
Di samping itu, juga bisa mengunakan televisi dan DVD player dengan memutar film atau cerita tentang keislaman seperti sejarah perjuangan nabi, kejadian-kejadian aneh tapi nyata yang ditemukan di banyak tempat sebagai wujud kebesaran dan keagungan Tuhan. Kemudian, pihak masjid atau pengelola yang diberikan wewenang oleh pemerintah setempat juga harus pandai mengatur waktu. Jangan sampai, semua waktu mereka harus habis belajar. Tetapi, juga diberikan kesempatan kepada mereka untuk bisa dekat sama orang tua atau keluarga.

Sekaitan dengan penyambutan kedatangan Ramadan, biasanya masyara­kat sering menyikapinya dengan membuat makanan yang agak mewah dari biasa. Haruskah begitu?
Bila banyak ditemukan masyarakat di dalam Sumbar atau luar Sumbar dengan kegiatan malamang atau membeli daging menyambut Ramadan, itu suatu hal yang biasa dan sebagai wujud ekspresi dari kegem­biraan. Bagi mereka yang mampu, tak menjadi masalah tetapi si­fatnya tidak menjadi suatu keharusan. Apalagi bagi mereka yang berpendapatan minim, harus mengutang ke sana ke sini untuk meme­nuhinya saya rasa tak perlu. Tanpa itu, puasa pun akan tetap afdal. Bila itu suatu kebudayaan, tetap kita hargai dan jangan menjadi suatu keharusan lantaran tak ada dasar hukumnya.

Saat ini, terdapat yang namanya sekolah agama dan sekolah umum yang tujuannya sama-sama mendidik siswanya agar pintar. Tetapi, bila melihat kondisinya, sekolah agama jauh memprihatinkan. Bagaimana menurut pendapat Anda?
Memang benar begitu, sekitar 500-600 pesantren atau sekolah agama di Sumbar dengan kondisi yang memprihatinkan. Berbeda dengan sekolah umum, yang fasilitas dan guru-guru memadai. Ini sebenarn­ya tergantung pada masalah pendanaan dalam anggaran. Bila sekolah umum, anggaran pendidikannya berada di Dinas Pendidikan. Semen­tara untuk sekolah agama di Kanwil Departemen Agama. Jika dulu pernah berkembang suatu wacana, sekolah-sekolah agama ini dikelo­la saja oleh Dinas Pendidikan. Tetapi kalangan ulama, merasa kwatir nantinya tujuan dalam bidang agamanya tak tercapai. Semen­tara itu, dana di instansi agama relatif minim. Akibatnya, seper­ti apa yang kita lihat sekarang. Kendati pemerintah membantu, tetapi masih jauh dari yang diharapkan. Sehingga peranan masyara­kat dan swasta sangat di harapkan sekali dalam membantu perkem­bangannya. Karena tidak mengharapkan bantuan semata dari pemerin­tah.

Apakah semaraknya suasana Ramadan sangat tergantung pada kondisi ekonomi masyarakat?
Sudah pasti, lantaran tanpa kondisi ekonomi yang stabil masyara­kat sulit berbuat sesuatu. Mengelar kegiatan bernuansa Islami seperti dialog atau diskusi, serta beraneka ragam perlombaan.

Sekarang ini, banyak sekali tayangan televisi yang merusak nilai-nilai moral dan agama. Apa seharusnya yang dilakukan masyarakat?
Sebenarnya tayangan televisi sangat dibutuhkan masyarakat, teru­tama menyangkut informasi dan ilmu pengetahuan. Meski begitu, acara-acara lain yang menimbulkan dampak negatif bagi penontonnya cukup banyak. Tergantung kepada kita untuk menyeleksi acara tersebut, karena kita tak bisa melarang tayangan-tayangan seperti

Jadi apa harapan Anda pada masyarakat dalam memasuki bulan suci ini?
Saya berhara/p masyarakat bisa melewati bulan puasa ini dengan sebaik-baiknya, dengan melakukan berbagai aktivitas ibadah dengan khusuk. Sebab, belum tentu tahun depan kita bisa bertemu dengan Ramadan lagi.***

Biodata (Diperbaharui 18 Februari 2010)
Nama : DR. H. Shofwan Karim Elha, BA, Drs., M.A.
Tempat/tanggal lahir : Sijunjung, 12 Desember 1952
Istri : Dra. Imnati Ilyas, M.Pd
Anak : 4 Orang
Cucu : 4 Orang
Pendidikan
(1) Sarjana Muda/BA, Fakultas Tarbiyah  IAIN IB Pdg 1976. (2) Sarjana Lenkap/Drs. Faklutas Tarbiyah IAIN-IB Padang 1982. (3) Magister /MA/S2 IAIN-Syahid Jakarta 1991. (4).Doktor/DR/S3  Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syahid Jakata 2008 
Pengalaman Organosasi dan Pekerjaan
(1) Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Sumbar 2000-2005 sekarang Penasihatnya 2005-2010
(2) Vice President of International Islamic Confederation of Labour (IICL)) 2004-sd sekarang 4. Sekretaris ICMI Orwil Sumbar 2007-2012 (3) Dosen Fakultas Ushuluddin (FU) IAIN-IB (4) Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat (UMSB) dan Dosen Pascasarjana UMSB
(6) Komisaris PT. Semen Padang.

MUSRIADI MUSANIF, for humanity & education – WAWANCARA SHOFWAN KARIM — PUASA DAN REVITALISASI DIRI

Diterbitkan oleh Home of My Thought, Talk, Writing and Effort

Mengabdi dalam bingkai rahmatan li al-alamin untuk menggapai ridha-Nya.

%d blogger menyukai ini: