Harian Singgalang Online

Senin, 12 July 2010

Lima Alasan Irwan-MK Menang

SHOFWAN KARIM

Rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil perhitungan perolehan suara Pilkada gubernur dan wakil gubernur Sumbar 2010 di KPU provinsi, Senin (12/7) selesai dengan sukses, aman dan lancar.      Hasilnya, kemenangan berada di tangan calon gubernur Irwan Prayitno dan wakil gubernur Muslim Kasim. Walaupun masih ada keberatan dari saksi kemarin pada hal-hal teknis di luar soal pemungutan suara, seperti kampanye dan lainnya, tetapi empat saksi lain menerima hasil rekapitulasi secara penuh. Di akhir rapat pleno, Ketua KPU Marzul Veri sudah menyatakan sah.
Agaknya semua orang  memperkirakan hasil akhir nantinya adalah nomor urut 3 Irwan-MK menjadi gubernur dan wakil gubernur yang Insya Allah akan dilantik Agustus mendatang.
Secara faktual hasil rekapitulasi kemarin, Irwan-MK menang di 14 kabupaten/kota. Sementara di 5 daerah lain, Irwan-MK berada pada urutan ke-2.  Di Kabupaten Limapuluh Kota dan Payakumbuh kemenangan di tangan Endang Irzal- Asrul Syukur.  Agam dan Kota Bukittinggi dimenangkan oleh pasangan Marlis-Aristo (Mato) dan di Kabupaten Kepulauan Mentawai di menangkan pasangan Fauzi-Yohannes.
Jumlah rincian perolehan suara dan persentasenya, Irwan-MK memperoleh 32.44% suara dari 2.027.780 (lebih dua juta)  suara yg menunaikan hak pilih sah atau 63,62 % dari total mata pilih 3.319.459 (lebih tiga juta) orang yg seharusnya memilih.
Sebagai salah seorang yang hadir dan diundang resmi KPU Sumbar saya mencoba meraba-raba faktor  kemenangan Irwan-MK. Saya mendiskusikan dengan Ketua LKAAM Sumbar Drs. H. M. Sayuti, M.Pd. Dt. Rajo Pangulu yg duduk di kursi sebelah saya. Tentu hipotesa ini bersifat subyektif saya dan pada bagian tertentu bersama Sayuti Dt. R. Pangulu yang kami sepakati. Mengapa Irwan-MK menang?
Pertama, fanatisma pendukung Irwan sebelumnya. Pemilih Irwan lima tahun lalu agaknya tidak banyak berubah. Waktu itu Irwan dan Ikasuma Hamid memperoleh posisi perolehan suara kedua sesudah Gamawan-Marlis. Ditambah lagi sewaktu pemilihan umum legislatif 2009, suara Irwan amat signifikan dan telah mengantarkannya duduk di DPR RI.
Kedua, faktor PKS. Menurut Sayuti Dt. R Pangulu, di tempat tinggalnya di Padang, kader PKS sangat aktif membantu pasangan nomor urut 3. Mereka datang ke rumah- rumah. Ketika orang di rumah yang dikunjungi membolehkan menempelkan gambar pasangan ini di rumahnya, PKS wan-wati itu dengan gembira memasangnya. Bila orang punya rumah itu keberatan, mereka mengucapkan terimakasih dan senyum. Lalu, Sayuti menanyakan, apa motivasi Anda sebagai PKS wan-wati atau istilah mereka ikhwan dan akhawat begitu bersemangat memenangkan Irwan-MK?. Jawab mereka, “setiap pengabdian itu ibadah.”
Ketiga, faktor aura intelektual dan pengalaman birokrasi pasangan Irwan-MK. Banyak yang masih merindukan kepemimpinan sukses Gamawan Fauzi-Marlis Rahman. Yang satu birokrat berpengalaman. Yang kedua intelektual dan akademisi mumpuni. Prof. Dr. H. Irwan Prayitno, M. Sc. Dt. Rajo Bandaro Basa yang Guru Besar Universitas Muhammadiyah Jakarta itu memiliki aura intelektual (dan juga datuk penghulu kaum).
Lalu Drs. H. Muslim Kasim, Akt. MM. Dt. Sinaro adalah birokrat andal. Dulu sukses sebagai kepala Dolog di Bali dan Sumbar, kemudian bupati dua periode, sampai sekarang di Padang Pariaman. MK  berhasil memindahkan ibukota kabupaten dari Pariaman ke Parit Malintang. Dulu Gamawan sukses pula memindahkan ibukota kabupaten Solok dari Koto Baru ke ke Arosuka.
Keempat, faktor usia, energisitas dan tentu pula misi, visi dan program-program pembangunan yang diusung. Usia Irwan 48 tahun pada 2010 sama dengan Gamawan pada 2005 yang juga 48 tahun. Orang-orang muda sepertinya menjadi trend-setter sekarang.  Sekadar contoh, di tingkat nasional Irman Gusman, Ketua DPD RI dan Anas Urbaningrum Ketua Umum Partai Demokrat.
Kelima, faktor komunikasi dan rajinnya turun ke lapangan serta opini yang ditawarkan Irwan melalui tulisan-tulisannya. Kita ingat Jefri Geovannie yang muda (sukses menuai suara besar pada Pileg lalu dan kini anggota DPR RI). Mereka banyak memasarkan ide dan gagasannya, respon serta pemikirannya terhadap masalah aktual dalam media massa.
Tentu saja kelima faktor itu tidak ada artinya sama sekali kalau faktor teologis atau intervensi sakral tidak ikut campur, yaitu ‘tangan’ Tuhan. Allah SWT berbuat sekehendak-Nya. Sejalan dengan itu, seperti dibaca di media, semua kandidat  sudah menyampaikan keikhlasannya akan menerima hasil Pilkada gubernur/wakil gubernur.
Tinggal lagi yang menang harus pula ikhlas menggunakan visi dan misi kandidat lain yang dapat menyempurnakan dan melengkapi visi, misi dan program mereka, baik yang sudah dipublikasian maupun yang ada dalam kotak pandora mereka.
Bagaimanapun Ediwarman-Husni, Marlis-Aristo, Endang-Asrul dan Fauzi-Yohannes adalah pemimpin-pemimpin yang teruji dan sudah berkiprah di bidangnya secara optimal.
Ke depan, marilah berbimbingan tangan dan bergandengan bahu membangun Sumbar yang semua orang sudah paham, menghadapi tantangan sangat berat di berbagai bidang. Tidak ada euforia kecuali keprihatinan yang harus digasak dengan kerja keras, bekerjasama dan sama-sama bekerja. (*)

 

Harian Singgalang Online

Diterbitkan oleh Home of My Thought, Talk, Writing and Effort

Mengabdi dalam bingkai rahmatan li al-alamin untuk menggapai ridha-Nya.

%d blogger menyukai ini: