Kamis, 25 March 2010
Galatama SP Juara, PWI Posisi 4
TURNAMEN SEPAKBOLA HPN BERAKHIR
Padang, Singgalang
Tim Galatama Semen Padang akhirnya tampil sebagai juara turnamen sepakbola ‘galatawa’ memeriahkan Hari Pers Nasional (HPN) tingkat Sumatra Barat. Pada pertandingan pamungkas di lapangan PSTS Tabing, Rabu (24/3), tim Semen Padang dengan materi mantan pemain Galatama, mengalahkan tim PLN Wilayah Sumbar, lewat skor 6-2.
Meski skor akhir terbilang telak, bukan berarti PLN tidak mampu berbuat banyak. Para mantan pemain PSP yang memperkuat PLN, sempat memberikan perlawanan keras. Sehingga pertandingan berlangsung menarik. Pertemuan kedua tim ini mengingatkan kejayaan dua tim Sumbar pada era 90-an atau ketika PSP masih jaya-jayanya dan Semen Padang meraih peringkat tiga di kompetisi Galatama 1993.
Jadi, intinya kekalahan PLN hanya lantaran kalah strategi dan kerja sama saja kurang padu. Di mana, tim Galatama Semen Padang yang menurunnya Syafrianto Rusli, Suranto, Asfinal, Ricky Darman, Aprius, Taufik Yunus, Afdal Yusra, Masykur Rauf, Anton Syonevil, Delvi Andri, Syafril M, Amir Hamzah, lebih padu ketimbang tim PLN.
Buktinya, sempat ketinggalan 3-0 pada 45 menit pertama melalui dua gol Masykur Rauf dan Anton Syonevil, PLN mampu memperkecil ketinggalannya di awal-awal babak kedua, melalui gol Jafri Sastra dan Toni.
Namun, masuknya striker Buya Shofwan Karim (komisaris PTSP yang direkrut dari tim Janse), semakin menambah daya dobrak dan lebih mempertajam lini depan tim Semen Padang. Buya Shofwan, Anton, Delvi Andri dan Masykur makin meraja lela di depan gawang PLN. Masuknya, Asril Kalis tak mampu membendung tambahan tiga gol Semen Padang. Ironisnya, dua tambahan gol SP dihasilkan melalui kaki Buya Shofwan Karim dan satu gol lagi lewat sepakan Masykur Rauf.
“Pertandingan ini mengingatkan kita pada tim Galatama Semen Padang melawan PSP di Divisi Utama tahun 90-an. Hanya saja tempatnya yang berbeda. Kalau dulu di Stadion H. Agus Salim, kini di PSTS Tabing,” ujar Basril Basyar, Ketua PWI Sumbar yang didampingi Hartono (panitia) sambil menyalami satu persatu pemain PLN dan Semen Padang.
Selain itu BB, sapaan Basril Basyar juga memuji kehebatan Buya Syafwan Karim. Meski mendekati usia 60-an masih memiliki stamina yang kuat. Diketahui, salah seorang komisaris PTSP ini memang dua kali seminggu latihan sepakbola bersama klub Jantung Sehat Sumbar (Janse) di lapangan UNP dan PSTS Tabing, saban Sabtu dan Minggu pagi .
Bahkan tidak rahasia lagi, Buya Shofwan tidak mau diganti kalau sudah di tengah lapangan, baik bertanding maupun latihan. Jadi, rekan-reka di Janse punya tip sendiri untuk mengeluarkan Buyu, yakni tidak diberi bola. Kalau sudah begini, Buya keluar lapangan sendiri, dengan alasan sudah letih. Soal ini Afdal Yusra tahu betul, karena mantan bek kiri Semen Padang yang sampai saat ini belum ada gantinya itu acok latihan dengan Buyu di Janse. Makanya, waktu lawan PLN kemarin, Afdal selalu memberikan bola kepada Buya agar tidak cepat keluara lapangan.
Kepercayaan itu kemarin dijawab oleh Buya dengan mncetak dua gol. Satu gol melalui penalti. Karena Buya dilanggar pemain lawan.
Dengan berakhirnya turnamen tersebut, Semen Padang berhak menjadi juara, runner up PLN, Pemko Padang peringkat tiga dan tuan rumah PWI Sumbar harus puas berada di posisi empat.(011)