Harian Singgalang Online

 

Selasa, 22 December 2009

Mendorong Wirausaha Kawula Muda

LAPORAN SHOFWAN KARIM DARI MAROKO Setelah terbang sekitar 8 jam lebih dari Bandara Soekarno-Hatta Cingkarenga, saya tiba pukul 05.30 waktu UAE di Dubai. Pagi itu Jumat (18/12), terbang lagi ke Casablanca. Seperti diumumkan dan tertulis di boarding pass, berangkat 07.50 waktu UAE (United Emirates Arab). Tetapi dengan alasan barang bawaan penumpang yang belum tersusun rapi, pesawat baru bergerak ke runway hampir pukul 09. Di awal penerbangan 9 jam 26 menit berikutnya, saya berkenalan dengan Dr. M. Kilani, perwakilan regional konsultan keuangan Bait Al-Mashura yang berkantor pusat di Doha, Qatar. Ahli keuangan international ini bercerita banyak tentang bagaimana seharusnya orangtua mendorong remaja dan generasi muda untuk mandiri dan berwiraswasta. Kami memulai percakapan ketika masing-masing menanyakan apa urusan ke Maroko. Kilani mengatakan bahwa dia akan mengurus bisnisnya di Mauritania. Dia hanya transit di Maroko dan akan terbang 2 jam lagi dari Casablanca ke Mauritania untuk urusan bisnisnya itu. Ketika saya mengatakan tentang workshop mendirikan universitas terbuka bagi para pekerja, Kilani amat tertarik. Kilani antusias bercerita tentang tiga anaknya yang mahasiswa, siswa menengah kelas 13 dan kelas 10 di Damaskus, Syiria, negaranya. Dia semakin bersemangat ketika dikatakan pada 27 sampai 29 Nopember lalu saya terlibat serius diskusi dalam konferensi internasiomnal kaitan universitas dengan industri, kewiraswastaan dan bisnis keluarga yang diadakan Universitas Industri Selangor, Shah Alam, Malaysia. Kilani memulai percakapannmya dengan pola didik dalam keluarganya. Anaknya yang tertua laki-laki, adalah mahasiswa teknik industri, punya bakat bertukang. Mula-mula dia tertarik membuat kursi. Lalu Kilani membelikan peralatan tukang. Sekarang anaknya yang kelas 13 membantu pemasaran kursi yang sederhana hasil produk kakaknya. Sementara adiknya kelas 10 membantu membeli material untuk membuat kursi. Soalnya, kata Kilani, bukan hasil ciptaannya bagus atau tidak, laku di pasaran atau tidak, tetapi dia ingin anaknya berjiwa wiraswasta. Maka saya memberikan modal kepadanya tanpa memikirkan uang itu kembali dan ada untung atau tidak. Yang penting, katanya, anak-anaknya cinta bekerja dengan caranya sendiri. Saya teringat firman Allah,”Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (At-Taubah, 9:105). (Bersambung)

Harian Singgalang Online

Diterbitkan oleh Home of My Thought, Talk, Writing and Effort

Mengabdi dalam bingkai rahmatan li al-alamin untuk menggapai ridha-Nya.

%d blogger menyukai ini: