Harian Singgalang Online

Sheikh Mohammad Ahmad Husein. GrandMufti Palestina.Tengah.Torbus.Putih 

Kamis, 28 January 2010

Kembalikan Hak Rakyat Palestina

PERSIDANGAN AGUNG PEMBELAAN BAITULMAQDIS (6/TAMAT)

SHOFWAN KARIM 

Di ujung persidangan yang berlangsung dua hari penuh,  setelah dibahas secara amat serius dan bersemangat, dibacakan Deklarasi Al-Quds. Di dalam pokok pikiran deklarasi pada intinya meminta semua kekuatan di dunia yang menjunjung tinggi demokrasi, keadilan dan hak-hak azasi manusia untuk mengembalikan hak-hak rakyat Pelestina secara menyeluruh dan meminta Israel menarik diri.
Dinyatakan pula dalam deklarasi ini hak-hak keagamaan yang dulu dimiliki semua agama di Palestina supaya kembali seperti semula dapat menjalanknnya secara bebas, tanpa tekanan dan gangguan secara mutlak.
Juga disyahkan kembali piagam atau Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (ADRT) eksistensi  dan  keberlanjutan  badan atau  institusi yang disebut General Conference for the Support of Al-Quds (GCSA)) atau Persidangan Agung Pembelaan Baitulmaqdis.
Di situ dikukuhkan kembali nama, tujuan, metoda kerja, keanggotan konferensi (GCSA), keuangan serta struk tur organisasi. Yang terakhir ini ditetapkan struktur GCSA yang terdiri atas Persidangan Umum (Agung); sekretariat, badan eksekutif, komite penasihat dan komite regional dan lokal. Perdana Global Peace yang menjadi Event Organizer dari Persidangan Agung ini kembali menghadirkan  mantan PM Malaysia Tun Dr. Mahathir Mohammad untuk menutup  persidangan  pembelaan Baitulmaqdis ini.
Hal itu dapat ditafsirkan sekaligus menunjukkan  betapa pentingnya persidangan agung ini. Mahathir  yang membukanya adalah  pemimpin dunia terkemuka sampai sekarang. Yang menutupnya juga tokoh ini. Mahathir  terkenal amat vokal terhadap Barat termasuk ketika meluruskan dan menegakkan informasi yang shahih tentang Islam di saat pemimpin-pemimpin lainnya ragu-ragu.
Mahathir yang kini sudah berusia 85 tahun itu kelihatan cerah dan tampil amat purna, sehat dan awet. Berbicara dengan lancar, tepat dan tegas terhadap isu Baitulmaqdis secara khusus dan Palestina secara umum. Mahathir mendasari setiap pembicaraannya kepada stabilitas, keadilan dan hak Al-Quds dan Palestina.
Mahathir menyindir bahwa kita hidup di dunia yang hanya sebagian saja berperadaban. Bagian yang lain adalah dunia yang hipokrit (munafik).
Misalnya penggunaan kata war atau perang dan crime atau kriminal.
Kita masih percaya bahwa cara untuk menyelesaikan konflik antar bangsa adalah dengan pembunuhan yang kita sebut war (perang). Yang dianggap pemenang perang adalah yang paling banyak melakukan pembunuhan manusia lawannya.
Padahal kita selalu mendeklarasikan bahwa mematikan orang adalah  pembunuhan, dan itu adalah  tindakan kriminal yang selalu dikecam.
Kita menjadi orang-orang munafik yang terang-terangan. Pembunuhan  massal yang biasa disebut perang adalah suatu kemenangan yang membanggakan,  sementara membunuh satu orang dianggap tindakan krimnal yang keji.
Ini  berarti ada kesalahan  cara kita berfikir, kata Mahathir. Mestinya pembunuhan satu orang kalau dilakukan karena mempertahankan diri dapat dimaafkan, tetapi tidak ada satu maaf pun terhadap aggressor yang membunuh manusia di satu wilayah .
Pada bagian sebelumnya Mahathir banyak menyinggung negara-negara yang paling vokal meneriakkan keadilan, demokrasi dan hak asasi manusia tetapi berprilaku hipokrit ketika hal itu bertentangan dengan kepentingannya.
Apabila pada pembukaan Mahathir mengarahkan orasinya kepada pihak lain tetapi pada penutupan  adalah  sebaliknya, pembicaraannya lebih kepada auto kritik. Mahathir banyak meminta perhatian faksi-faksi yang ada di dalam Palestina sendiri, negara-negara Timur Tengah lainnya di sekitar Palestina, termasuk umat Islam yang kini merupakan seperempat jumlah penduduk dunia atau 1,5 miliar dari 6 miliar warga bumi sekarang.
Begitu pula  kepada tokoh dan pejuang demokrasi, keadilan HAM serta secara umum kepada kaum Muslimin dan masyarakat Kristiani serta kaum Yahudi yang di luar pendukung  idelogi Zionisme lainnya, Mahathir berseru: berikanlah  perhatian dan bantuannya terhadap Palestina lebih dari pada masa lalu. (*)

Harian Singgalang Online

Diterbitkan oleh Home of My Thought, Talk, Writing and Effort

Mengabdi dalam bingkai rahmatan li al-alamin untuk menggapai ridha-Nya.

%d blogger menyukai ini: