OBAMA DI UNIVERSITAS INDONESIA
Kamis, 11 November 2010
http://www.hariansinggalang.co.id/sgl.php?module=detailberita&id=1800
OBAMA DI UNIVERSITAS INDONESIA Indonesia Bagian dari Saya JAKARTA – Singgalang Presiden Amerika Serikat Barack Obama mendapat sambutan meriah dalam pidato di Universitas Indonesia (UI). Obama tak lupa memulai pidato dengan mengucapkan selamat dalam Bahasa Indonesia.
Dalam pidatonya, antara lain disebut, AS sedang tidak berperang dengan Islam. âIndonesia bagian dari saya,â? katanya.
Dari pidatonya, dapat ditarik kesimpulan, antara lain, Amerika hendak membangun jembatan hati dengan dunia Islam, terutama Indonesia.
âSelamat pagi, Assalamualaikum,â? kata Obama. Tepuk tangan langsung membahana di Balairung UI dalam acara yang dimulai pukul 09.20 WIB Rabu (10/11).
âPulang kampung nih,â? kata Obama. Dan kali ini aplaus lebih dahsyat diterimanya. Hampir satu menit tepuk tangan membahana.
Obama kemudian melanjutkan dengan Bahasa Inggris. âSaya sangat senang bisa ke sini bersama Michelle. Saya senang bisa ke negeri yang berarti banyak pada saya,â? katanya.
Obama lalu mengucapkan duka cita pada korban bencana-bencana alam di Indonesia. Obama menyatakan, negerinya siap membantu Indonesia. âSaya tahu kekuatan dan ketahanan rakyat Indonesia diuji sekali lagi,â? katanya.
Setelah itu barulah Obama menyatakan dalam Bahasa Indonesia, âSaya bagian dari Indonesia.â? Obama menyatakan, saat datang di Indonesia pada 1967, sebagai seorang anak kecil, Jakarta dilihatnya sangat berbeda dengan yang hari ini.
âHotel Indonesia hanya satu dari sedikit gedung tinggi (saat itu),â? katanya. âPusat perbelanjaan hanya satu, Sarinah, becak dan bemo di mana-mana,â? kata Obama.
Menggenapi kunjungannya ke Masjid Istiqlal, dalam pidatonya, Barack Obama menekankan usahanya untuk memperbaiki hubungan Amerika Serikat dengan dunia Islam.
Tak hanya dengan ucapan âAssalamualaikumâ? dan âSalam Sejahteraâ di awal pidatonya, tapi juga dengan sebuah komitmen. âSebagai presiden, saya memulai perbaikan hubungan antara AS dan dunia muslim,â? kata Obama.
Kata Obama, era ini adalah lembaran baru. âSaya yakin kita bisa mengenyampingkan rasa curiga dan ketidakpercayaan,â? katanya seperti disiarkan vivanews.
Obama lantas memuji âBhinneka Tunggal Ikaâ?, berbeda tapi tetap satu – konsep toleransi yang dianut Indonesia.
Meski berpredikat sebagai negara dengan umat muslim terbesar di dunia, kata Obama, pemeluk agama lain bisa melaksanakan ibadahnya dengan baik.
Soal kebijakan Amerika Serikat memerangi organisasi teroris, Al Qaeda dan segala turunannya, Obama mengatakan itu terus dilakukan. Kata dia, tak boleh ada tempat aman bagi para teroris.
Namun ditekankan oleh Obama, âAmerika tidak sedang berperang dengan Islam.â?
Obama juga mengatakan, komitmen Amerika menciptakan perdamaian dunia di Timur Tengah bisa dilihat di Irak.
âDalam masa kepemimpinan saya, 100.000 tentara meninggalkan Irak,â? kata dia diikuti tepukan riuh.
Sebelumnya, Obama mengaku mengenal Indonesia dan Islam di masa kecilnya. Dan jangan lupa, dua ayah Obama – ayah kandung, Barack Hussein Obama dan ayah tirinya, Lolo Soetoro adalah muslim.
Dalam pidatonya, Obama sempat mengatakan, sosok Lolo Soetoro yang warga negara Indonesia, mengajarkan padanya soal toleransi.
Pidato
Shofwan Karim Elha, kolumnis Singgalang, dari UI, melaporkan, di tengah siutan, tepukan dan panggilan Berry…Berry…, suasana kemudian tenang dan Obama menguraikan tentang titik perhatiannya dalam persahabatan yang komprehensif sebagai tema utama relasi Amerika-Indonesia dalam tangan kepemimpinannya sekarang.
Ketiganya adalah soal pembangunan; demokrasi; dan hubungan manusia dan masyarakat lintas iman.
Menurut Obama, pembangunan Indonesia berjalan begitu cepat. Dia mengulang pernyataan sebelumnya soal satu-satunya di zaman kecilnya hanya ada satu mall bertingkat tinggi hanya Sarinah. Sekarang sudah tidak terbilang jumlahnya.
Banyak hal-hal berhubungan dengan pembangunan ekonomi terutama disinggung. Selain itu, sangat tepat pula dia menyatakan tekadnya dalam pembangunan SDM dan Pendidikan, dia akan melipatduakan jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Amerika dan begitu pula sebaliknya, disambut tepuk tangan gemuruh audiens.
Kedua, Obama bicara soal demokrasi. Dia menghormati dan amat menghargai proses dan hasil demokrasi yang transparan dan berkeadilan di Indonesia yang terus menerus ditingkatkan. Indonesia, kata Obama sekarang sudah berada pada dereten di muka dalam praktik demokrasi di dunia.
Hal ketiga yg menjadi konten pidato Obama kemarin adalah relasi antar iman. Indonesia yang berfilsafat negara dan berdasarkan Pancasila meletakkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa pada urutan pertama.
Sebagaimana juga Amerika, kedua bangsa ini memiliki masyarakat majemuk dan pluralistis. Memiliki puluhan etnis, suku, ratusan bahasa lokal dan berbilang agama yang dianut.
Islam, sebagaimana dia singgung, dianut oleh ayah kandung dan ayah tirinya mencintai dan mempraktikkan dalam setiap tarikan nafas kehidupannya dalam kedamaian. Bukan saja hal itu berlaku dalam internal sesama muslim tetapi sejalan dengan praktik kedamaian itu kepada penganut agama agama lain.
Apa yang dilihatnya di Indonesia, harmonisasi lintas iman di Indonesia amatlah mengagumkan. Dia menyinggung soal Istiqlal, masjid terbesar di Asia Tenggara.
Pemerintahan Amerika berusaha memutus mata rantai pemahaman, Islam ada hubungannya dengan perilaku para ekstrimis di berbagai tempat dan terutama oleh tokoh utamanya Osama Bin Laden.
Obama merasa salut dan amat menghargai relasi umat Islam Indonesia yang lembut dan damai.
Jakarta adalah negara kedua dalam perjalanan 10 hari Obama keempat negara Asia. Obama telah berkunjung ke India selama tiga hari. Lalu ia akan mengunjungi Korea Selatan untuk menghadiri KTT G20 dan ke Yokohama, Jepang, dalam rangka menghadiri KTT APEC. Kemarin, Obama telah meninggalkan Indonesia. (*)
Diterbitkan oleh Home of My Thought, Talk, Writing and Effort
Mengabdi dalam bingkai rahmatan li al-alamin untuk menggapai ridha-Nya. Lihat lebih banyak pos
Navigasi pos
Pos Sebelumnya Pos sebelumnya:
Menghadiri Undangan Dubes AS untuk Pidato Obama di UI Depok
Pos Berikutnya Pos berikutnya:
Kehadiran Obama Memang âMenyihirâ