Berkurban untuk Kemaslahatan Ummat
Oleh DR. H. Shofwan Karim Elha, MA
السلام عليكم ورحمة الله و بركاته
الله اكبر ولله الحمد الله اكبر
الله اكبر ، كبيرا والحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة واصيلا، لااله إلا الله اكبر، الله اكبر ولله الحمد. اشهد ان لا اله الاالله وحده لاشريك له ، صدق وعده ونصرعبده ، واعزجنده وهزم الاحزاب وحده واشهد ان محمدا عبده ورسوله المبعوث رحمة للعالمين بشيرا ونذيرا وداعيا الى الله باذنه وسراجامنيرا، واعلموا ان الله صلى على نبيه قديما ،فياايهاالذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما ،اَللًّهُمَّ صلى على محمد وعلى اله وصحبه اجمعين . اما بعد,فياعبادالله اوصيكم واياي بتقوالله وحضر الجمع والجماعة .
اعوذ باالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الر حيم،
وَمَنْ يُعَظِّم شَعَاءِرِاللهِ فَااِنّهَاَ مِنْ تَقْوَى الْقُلُوب.
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah;
Allahu Akbar wa lillahi al-hamd .
A.MUKADDIMAH.
Di pagi hari tanggal 10 Zulhijaj 1432 H yang berkah ini, kita merupakan bagian dari seluruh umat Islam di permukaan bumi, merayakan Idul Adha, Idul Qurban, Yaumun Nahar.
Kemarin, 9 Zulhijah, sekitar 2 juta umat Islam yang beruntung tahun ini berhaji, menunaikan ibadah pokoknya, wukuf di Padang Arafah. Sementara kita yang tidak berhaji dalam waktu yang sama disunatkan berpuasa Arafah.
Semua mereka yang wukuf di Arafah berpakaian ihram warna seragam putih . Mnedekatkan diri dan bermunajat kepada Allah Inilah lambang keesaan Allah, ketauhidan dan aqidah yang paling sempurna, serta kesetaraan derajat manusia di sisi Allah. Tiada Tuhan selain Allah. Tidak ada keistimewaan antar satu bangsa dengan bangsa yang lainnya. Tidak ada perbedaan antara satu golongan sosial, budaya, ekonomi dan politik yang satu dengan lainnya, kecuali takwa kepada Allah.
“ Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. QS Al-Hujaraat (49):13
Allahu Akbar walillahil hamd.
Marilah kita merenung sejenak di dalam waktu yang amat dimuliakan hari raya kedua tahun ini, setelah 2 bulan 10 hari yang lalu, idul fithri, kini kita merayakan Idul Adhha. Kita tundukkan kepala sejenak mengenang sejarah masa lalu; teladan kepatuhan Nabi Ibrahim dan keluarganya Siti Hajar dan Ismail AS, serta apa yang menjadi makna filofis-ideal dan empirik-pragmatis dari ibadah hajji dan qurban, pada khutbah shalat Idul Adha 2 rakaat yang sebentar tadi kita tunaikan.
B.FLASHBACK SEJARAH IBRAHIM ALAIHISSALAM (AS).
Rasullah, Nabi Ibrahim AS disebut ulul azmi atau memiliki kebesaran dan keistimewaan. Menurut beberapa sumber, ia lahir pada tahun 2160 SM. (lebih kurang 4271 th lalu) di suatu negeri bernama Ur (Oor) 230 mil di Barat Kota Baghdad di sebelah Utara kota Harran, kota yang terletak di Batas Syria, Turki dan Irak sekarang. Wilayah itu pada 4000 th lalu disebut Kaledonia atau Babylonia.
Ayah Ibrahim AS adalah Azar “Dan ingatlah di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Azar …” (QS. Al-An’am : 74). Oleh Ibnu Katsir mengutip Ahlul Kitab dan ahli sejarah disebut Ibrahim bin Tarikh (Tarih) bin Nahur bin Sarugh bin Ra’u bin Faligh bin Abir bin Syalih bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh AS
Menurut al Hafidz Ibnu Asakir dalam kitabnya at-Tarikh disebutkan bahwa Ibu Ibrahim bernama Amilah. Sedang menurut al-Kalbiy nama ibu ibrahim adalah Buna binti Karbina bin Kartsi yang berasal dari bani Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh AS.Saudara Ibrahim AS ada 2 orang, yaitu Nahur dan Harran. Harran adalah ayah dari Nabi Luth.
Ibrahim beristeri Siti Sara yang belum punya anak. Keduanya bersafari ke Mesir menemui seorang raja yang berasal dari daerah kelahirannya. Di sana dia dihadiahi seorang putri raja tadi, yang elok bernama Siti Hajar untuk menjadi isteri pendampingnya bersama Siti Sara. Siti Hajir hamil dan menimbukan kecemburuan Siti Sara yang belum punya anak.
Alikisah, Siti Sara meminta Ibrahim mengasingkan perempuan madunya yang hamil itu ke tempat yang jauh. Dari ngeerinya Kan’an, pergilah Ibrahim mengantarkan Siti Hajar ke tempat yang jauh sekali. Mereka berdua dengan janin di kandungan isterinya, sampailah ke wilayah tandus satu titik yang kini telah ketahui adalah Mekkah.
Di situlah Siti Hajar melahirkan Ismail AS. Dengan segala suka dukanya, Siti Hajar berlari antara dua bukit kecil yang kemudian kita sebut, safa dan marwa, untuk mencari air supaya dengan minum, maka air susunya dapat mengalir memberikan minum kepada bayinya.
Dengan tidak berputus asa, penuh keuletan, Hajar tidak menyerah. Walaupun ia tahu, ini adalah gurun pasir tandus. Tiba-tiba Allah menerbitkan mata air yang kita kenal sekarang Zam-zam. Sepeti yang sudah kita ketahui itulah sejarah awal kota Mekkah yang disitu ka’bah dibangun ulang oleh Ibrahim, dan konon fondasinya masih ada setelah jauh sebelumnya dibangun oleh Nabi Adam AS. Seperti terangkan al-Quran, inilah rumah ibadah pertama dibangun untuk manusia.
I. IBRAHIM AS PELETAK FONDASI AGAMA YANG HANIF
Ibrahim AS telah meletakkan agama yang hanif, dan rumah Allah yang pertama di kota Mekkah dan kota ini diberkahi Allah, petunjuk bagi seluruh alam dan yang masuk ke dalamya akan tenteram dan aman (QS, Ali-Imran/3:95,96,97)
Katakanlah: “Benarlah (apa yang difirmankan) Allah”. Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;
Ibrahim peletak fondasi Tauhid. Bintang, bulan dan matahari bukanlah Tuhan. Berhala dan patung-patung bukanlkah Tuhan. Semuanya akan lenyap yang tetap abadi hanya Allah swt, yang Maha Satu, Penguasa semesta Alam.
Dimusnahkannya berhala dan patung-patung. Atas tindakan itu raja Namrud murka dan marah besar. Ia dilemparkan ke dalam api yang menyala besar. Peristiwa ini dapat kita tafsirkan sebagai Ibrahim dikorbankan oleh manusia karena tidak mengubah perinsipnya . Tiba-tiba Allah menyelamatkannya , api itu menjadi dingin dan tidak membakar.
II.KETUNDUKAN DAN KEPATUHAN KEPADA ALLAH SWT.
Ibadah kurban Inspirasi ibadah ini, merupakan repleksi peristiwa bersejarah ribuan tahun silam. Ibrahim AS, isterinya Siti Hajar, putranya Ismail AS. Ketika itu Nabi Ibrahim as, memenuhi perintah Allah untuk menyembelih anak yang dicintai dan disayanginya, Nabi Ismail as. Tanpa sanggahan dan protes, hal itu dilaksanakannya dengan suka rela, penuh ketaqwaan,
Nabi Ibrahim AS. Menghadapi ujian maha berat. Anaknya semata wayang yang amat disayangi harus disembelih dengan tanggannya sendiri. Maka dengan kekokohan iman, penuh ketulusan dan ikhlasan, taat dan patuh akan perintah Allah swt Nabi Ibrahim AS , akhirnya tanpa pikir lagi ia mengambil keputusan untuk melaksanakan perintah menyembelih putra tercintanya Ismail. Ini merupakan ketundukan dan kepatuhan seorang ayah dan anaknya kepada Allah swt tanpa “reserve” tak bersyarat.
Prosa dan prosesi sejarah panggilan Ibrahim AS kepada putranya diabadikan di dalam Al Quran Surat Ash Shaafaat (37) ayat 102,
“ Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim , Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirlah apa pendapatmu?” “ Ia menjawab:” Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar “
Ibrahim Peletak dasar musyawarah. Dia menanyakan kepada Anaknya Ismail AS sebelum melaksanakan perintah Allah untuk mengurbakannya. Kurban atau udhiyah itu hanyalah ujian Allah kepada Ibrahim As dan putranya Ismail AS. Karena keduanya ikhlas dan taat atas dasar ketaqwan kepada Allah swt, maka korban itu digantikan dengan seekor qibasy atau domba.
Jauh sebelum itu, Ibrahim mampu menanamkan nilai Tauhid itu kepada isterinya Siti Hajar. Wanita yang kokoh dan tidak pernah putus asa, tergambar dg lari2 kecil antar safa dan marwa untuk mendapatkan air. Injilah wanita yang gigih, berkorban, ulet dan sungguh tidak pernah putus asa. Akhirnya Allah menerbitkan mata air Zam-zam.
D. Ismail adalah representasi generasi muda yg ikhlas kepada Allah dan secara rasional mematuhi Allah dan percaya kepada ayahnya Ibrahim sehingga rela utuk dikorbankan memenuhi perintah Allah tadi.
III. TOTALITAS KETAQWAAN KEPADA ALLAH SWT.
Kekuasaan Allah Yang Maha Besar, tiba-tiba mengubah keadaan, penyembelihan itu diganti dengan seekor kibas atau domba. Inilah peristiwa yang kemudian menjadi simbol bagi umat Islam sebagai wujud ketaqwaan seorang manusia mentaati perintah Allah swt. Totalitas ketaqwaan Nabi Ibrahim kepada Allah swt adalah wujud pengorbanan yang sempurna kepada Yang Maha Pencipta yang diimaninya sebagai sebuah keyakinan tanpa batas dan tanpa pengecualian.
Allah swt berfirman dalam Qur’an Surat 12 ayat 111,’
Artinya: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah;
Allahu Akbar wa lillahi al-hamd .
IV. BUKAN DAGING DAN DARAHNYA TETAPI KETAQWAAN
Di dalam limbo sejarah umat manusia, korban diperuntukkan untuk sang dewa. Bagi penduduk Mesir Kuno, sampai Islam masuk ke negeri itu, untuk menghindari banjir yang meluap setiap tahun tanpa ampun melenyapkan sumber kehidupan, maka mereka mengorbankan seorag gadis tercantik ke dalam sungai Nil. Tradisi itu yang diubah Umar bin Khattab melalui Gubernurnya di Mesir Amr bin Ash, sebagai ganti gadis cantik yang akan dikorbankan diganti dengan sepucuk surat yang isinya meminta kepada Allah swt supaya sungai Nil tidak murka lagi dan surat berupa doa itu dimasukkan ke dalam suangai Nil tadi.
Pada beberapa kelompok penganut kepercayaan dan agama tertentu serta pada beberapa sistem ritual animisme, dinamisme dan kalangan primitif, korban merupakan sesajian . Sebaliknya bagi kita umat Islam, daging korban secara materi bukan sesajian atau makanan yang dipersembahkan kepada Tuhan. Itu semuanya hanya perlambang, seperti pernyataan Quran:
QS.22: 037. Daging-daging ternak dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.
V. BERHAJI DAN BERKURBAN MENJALANKAN SYARIAT
Berhaji dan berkurban, dengan demikian merupakan realisasi kesadaran kita dari lubuk hati yang paling dalam untuk melaksanakan syariat perintah Allah swt seperti yang dinukilkan di dalam al-Quran dan sunnah Rasulllah dalam menjalankan agama. Al-Qur’an mendeklarasikan (QS, 22:27-28) :
Dan (Deklarasikan atau proklamasikanlah) berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfa`at bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir.
Melaksanakan hajji, dikatakan Rasulullah, merupakan pilar ke-4 dari 5 tiang pokok bangunan bangunan Islam:
بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ :
شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ
وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ
.[رواه الترمذي ومسلم ]
Islam itu dibangun di atas 5 hal: kesaksian tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu Rasulullah, menunaikan shalat, membayarkan zakat, naik hajji ke baitul haram, dan puasa di bulan Ramadhan . ( HR. Al-Tarmizi dan Muslim)
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS, Ali-Imran/3:97).
VI.KORBAN: IMBALAN TERHADAP RAHMAT ALLAH YANG BANYAK
Al-quran dengan trang-terangan menyebutkan bahwa alangkah banyaknya nikmat yang telah Allah berikan kepada kita manusia. Oleh karena itu kita harus memperbanyak shalat dan senantiasa berkorban.
001. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni`mat yang banyak.
002. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.
003. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.
Berkorban dengan seekor unta atau sapi untuk 7 orang, dengan kambing dan qibasy atau domba, untuk 1 orang.
QS.22:036. Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi`ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.
Sejalan dengan itu, maka korban sebagai lambang berbentuk ibadah, adalah amat dalam hikmah dan makna filosofisnya.
VII. KURBAN UNTUK KEMASLAHATAN UMMAT.
Kurban (Qurban)? Diambil dari kata qaruba, yaqrabu, qurbanan. Artinya dekat, hampir, karib-kerabat, tak ada jarak dalam kecintaan yang dalam. Di dalam syariat, yang kita maksud qurban adalah menyembelih ternak dengan niat khusus pada hari raya ini dan hari tasyrik sebagai lambang ketaqwaan kita Allah swt. Namun sejalan dengan itu, kurban mempunyai makna filosofis bagi kepedulian kepada sesama. Kecintaan kita kepada kaum yang tidak berpunya, kepada golongan yang lemah ekonominya, kemampuan sosial, budaya dan politiknya. Mereka serba berkekurangan.
Korban, dengan begitu berarti memupuk jiwa kedermawanan. Suka memberi tanpa pamrih dan balas jasa. Di dalam masyarakat Barat disebut Philanthropy. Kata ini berasal dari Philos dan Antropos. Artinya cinta kepada kemanusiaan. Kata lain disebut Charity atau kemurahan dan kedermawanan.
Hal ini merupakan kontinuitas atau tindak lanjut dari apa yang sudah kita tunaikan pada Idul Fitri yang lalu yaitu zakat fithrah. Artinya Korban merupakan bentuk solidaritas sosial untukj kebaikan ummat atau kemaslahatan ummat.
Lebih jauh, jiwa suka berkorban, suka memberi, atau budaya philantrhropy dan charity itu, sekarang menjadi trend setter atau model bagi para pemilik kekayaan dunia. Mereka memberikan sebagian besar dari kekayaannya. Hal itu bukan basa basi, tetapi merupakan panggilan terdalam dari jiwanya untuk memberikan sesuatu untuk kemanusiaan, untuk lingkungan hidup, untuk pengembangan riset ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk mendidik anak-anak muda berbakat mendalami bidang ilmu tertentu. Untuk membiayai riset-riset tentang penyakit tertentu dan mencari obatnya.
Budaya korban inilah agaknya yang sudah menjadi basis pada lembaga commercial dunia, multi national cooperatian dan company internatioanl, menyisihkan keuntungannya untuk berkorban bagi kepontingan umum, kemaslahatan ummat yang disebut Corporate Social Responsibility (CSR, tanggungjawab sosial perusahan). Di tingkat internasinal dikenal misalnya Qatar Charity Foundation, berpusat di Qatar negeri Teluk Persia, yang bergerak di bidang kemanusiaan dan upaya mengatasi kemiskinan. Ada Asian Muslim Charity Foundatioan, yang berpusat di Dhubai, Emirate Arab bergerak di bidang pendidikan dan upaya mencerdaskan dan dakwah. Di Amerika ada Bill & Melinda Gates Foundation yang punya semboyan All lives have equal values yang bergerak di berbagai bidang, sejak dari memberantas penyakit menular, memberdayakan orang miskin sampai ke penelitian ilmu dan teknologi.
Di tingkat nasional, semua BUMN diwajibkan untuk menyalurkan philantropy dan charitynya dalam wujud CSR tadi. Salah satu di antaran PT Semen Padang . Bahkan PT SP di samping CSR dalam bentuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) berasal dari dana perusahaan yang setiap tahun memberikan bantuan pendidikanm, sosial dan bina lingkungan serta upaya mengentaskan kemiskinan. Fokusnya dalah ring 1, 2 dan 3 di sekitar pabrik baru ke pada yang lain. Selain itu ada lagi dana yang dikumpulkan dari semua charity dan philantropy karyawannya yang kita sebut sebagai BAZIS Semen Padang yang digunakan untuk dakwah, pembinaan muballigh daerah terisolir, dan bantuan kesejahteran dan permberdayaan masyarakat dan ummat.
Itu semua dimulai dari budaya korban. Menjadi darah daging bagi orang yang melakukannya. Pada mulanya mungkin terasa sebagai kewajiban dan imbalan atas keberhasilan tetapi setelah dia menjadi prilaku jiwa dan proses internalisasi dalam setiap diri, maka jiwa suka berkorban menjadi tuntutan hati nurani dan kesenangan hidup. Maka dengan begitu pengrobanan diri, keluarga dan kelompok kita untuk kepentingan yang lebih besar kemaslahatan ummat dan bangsa menjadi kebutuhan dan kesenangan kita, baik secara perorangan maupun bersama-sama.
C. KHULASHAH WA KHATIMAH.
1.Ibrahim peletak fondasi Tauhid. Bintang, bulan dan matahari yg semula dianggap penguasa Alam sebagai Tuhan kemudian lenyap, maka Allah yang wujud, senantiasa ada dan tidak pernah lenyap, itulah Allah, Tuhan Rabbul alamin, seru sekalian alam.
2. Ibrahim memusnahkan berhala dan patung-patung. Atas tindakan itu raja Namrud murka dan marah besar. Ia dilemparkan ke dalam api yang menyala besar. Peristiwa ini dapat kita tafsirkan sebagai Ibrahim dikorbankan oleh manusia karena tidak mengubah perinsipnya yang bertentangan dengan kemauan penguasa yang zalim. Ibrahim berjihad menegakkan aqidah yang benar. Tiba-tiba Allah menyelamatkannya, api itu menjadi dingin dan tidak membakar.
3. Ibrahim Peletak dasar musyawarah. Dia menanyakan kepada Anaknya Ismail AS sebelum melaksanakan perintah Allah untuk mengurbakannya.
4. Kurban atau udhiyah itu hanyalah ujian Allah kepada Ibrahim As dan putranya Ismail AS. Karena keduanya ikhlas dan taat atas dasar ketaqwan kepada Allah swt, maka korban itu digantikan dengan seekor qibasy atau domba.
5. Siti Hijir, wanita yg kokoh dan tidak pernah putus asa, tergambar dg lari2 kecil antar safa dan marwa untuk mendapatkan air. Inilah wanita yang gigih, berkorban, ulet dan sungguh tidak pernah putus asa. Akhirnya Allah menerbitkan mata air Zam-zam.
6. Ismail adalah representasi generasi muda yg ikhlas kepada Allah dan secara rasional mematuhi Allah dan percaya kepada ayahnya Ibrahim sehingga rela utuk dikorbankan memenuhi perintah Allah tadi.
7. Ibrahim AS adalah sumber tiga agama Yahudi melalui Musa AS, Nashrani melalui Isa AS dan Islam melalui Muhammad saw yang merupakan keturunan Ismail AS.
8. Berkorban di zaman modern sekarang ini, kiranya dapat disegarkan ulang filosofinya menjadi upaya terus menerus dan kesadaran internal umat Islam, baik sebagai pribadi perorangan, keluarga, komunitas, masyarakat. Pada semua starata kehidupan dan kelembagaan. Maka itu, CSR, lembaga Philanthropy, Charity, kedermawanan dan jiwa kepemurahan harus dipupuk dan dikembangkjan terus menerus.
9. Untuk menunjukkan penghormatan dan keistimewaan paling tinggi oleh umat Islam kepada Ibrahim AS, maka atas petunjuk Rasulullah Muhammad saw., setiap bershalawat kepada Nabi selalu diiringi dengan shalawat dan keberkahan kepada Ibrahim AS dan keluarganya.
“Allahumma shalli ala Muhammad wa ala alihi Muhammad, kama shallaita ala Ibrahim wa ala ali ibrahim; wa barik ala Muhammad wa ala ali Muhammad, kama barakta ala Ibrahim wa ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid.”
Akhirnya, berhajji dan berkurban, serta semua ibadah kita kepada Allah swt merupakan wujud keimanan kita yang kokoh menghunjam ke dasar kehidupan kita. Bila keimanan dan kataqwaan yang hakiki dapat kita binna terus menerus, maka insya Allah kita semua akan merasa tenteram , aman dan sentosa pintu kebeerkahan akan dibukakan Allah dari langit dan dari bumi . Allah berfirman , QS. Al-A’raf, 96 :
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Camkanlah, fa’tabiru ya ulil abshar, la’allakum turhammun.
Akhirnya marilah kita tutup khutbah ini dengan berdo’a :
Alhaamdulillahirabbil alamin, hamdan yuwafi nia^mahu wa yuka^fi mazidah, rabbana walakal hamdu kama yanbaghi li jalali wajhikal kari^mi wa azhi^mi sultha^nik;
“Wahai Allah, kami bermohon kepadamu, hidup yang sebaik-baiknya, dan kematian yang sebaik2nya, serta segala yang baik yang berada diantara hidup dan mati. Ya Allah, hidupkanlah kami dalam kehidupan orang-orang yang bahagia, kehidupan orang-orang yang Engkau senangi agar dia tetap hidup, dan wafatkanlah dalam wafat orang-orang yang syahid (orang-orang yang Engkau sukai untuk bertemu dengannya).
Ya Allah, ampunilah orang-orang yang meninggal dan yang masih hidup, anak-anak kecil, orang-orang dewasa, baik yang perempuan maupun yang laki-laki”.
Rabbanagh fir lana zunubana waliwa^di^na warhamhum kama rabbauna shigha^ra; Allhumma nasaluka ridh^ka wal jannah, wa na’uzubika minsakha^tika wanna^r; allhumma nasaluka ‘ilman nafi’an, warizqan wasi’an, wasyifaan min kullli da^in wasaqa^min birahmatika ya arhamarra^himi^n. Allahumma arinal haqqa haqqan, warzuqna ittiba^ah, wa arinal ba^thilan ba^thila warzuqna ijtina^bah.
رَبَّنَاتَقَبَّلْ مِنَّا دُعَأنَا وَ صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَجَمِيْعَ عِبَادَاتِنَا اِنَّكَ اَنْتَ الّسمِيْعُ الّعَلِيِمُ . رَبَّنَا اِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًايُّنَادِى لِللإيْمَانِ اَنْ آمِنُوْا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْلَنَا ذُنوْ بَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّأتِنَاوَتَوَفَّنَا مَعََ الآبْرَارِ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ اَلأحْيَاء مِنْهُمْ وَللأمْواَتِ اِنَّكَ سَمِيْعُ قَرِيْبُ مُّجِيْبُ دَعْواَتِ وَ ياقَاضِيَ الْحَاجَاتِ. رَبَّنَا اَتِنَا فِىالدُّنْيَا حَسَنَةً وّفِى اْلآخِرَة حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ الّنَارِ. وْالحَمْدُ لله ِ رَب الْعَا لَميْنَْ .
والسّلامُ عَلْيْكُمْ وَرَحْمَةُ الَّلهِ وبَرَنَاتُهْ
Padang, 10 Zulhijah 1432 H -6 November 2011 M
Rujukan:
1. Al-Quran dan Al-Hadist.
2. Abu Ridha, republika.online
3. Quraish Shihab, teks Metro TV .online
4. Ha
Berkurban untuk Kemaslahatan Ummat
Oleh DR. H. Shofwan Karim Elha, MA
السلام عليكم ورحمة الله و بركاته
الله اكبر ولله الحمد الله اكبر
الله اكبر ، كبيرا والحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة واصيلا، لااله إلا الله اكبر، الله اكبر ولله الحمد. اشهد ان لا اله الاالله وحده لاشريك له ، صدق وعده ونصرعبده ، واعزجنده وهزم الاحزاب وحده واشهد ان محمدا عبده ورسوله المبعوث رحمة للعالمين بشيرا ونذيرا وداعيا الى الله باذنه وسراجامنيرا، واعلموا ان الله صلى على نبيه قديما ،فياايهاالذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما ،اَللًّهُمَّ صلى على محمد وعلى اله وصحبه اجمعين . اما بعد,فياعبادالله اوصيكم واياي بتقوالله وحضر الجمع والجماعة .
اعوذ باالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الر حيم،
وَمَنْ يُعَظِّم شَعَاءِرِاللهِ فَااِنّهَاَ مِنْ تَقْوَى الْقُلُوب.
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah;
Allahu Akbar wa lillahi al-hamd .
A.MUKADDIMAH.
Di pagi hari tanggal 10 Zulhijaj 1432 H yang berkah ini, kita merupakan bagian dari seluruh umat Islam di permukaan bumi, merayakan Idul Adha, Idul Qurban, Yaumun Nahar.
Kemarin, 9 Zulhijah, sekitar 2 juta umat Islam yang beruntung tahun ini berhaji, menunaikan ibadah pokoknya, wukuf di Padang Arafah. Sementara kita yang tidak berhaji dalam waktu yang sama disunatkan berpuasa Arafah.
Semua mereka yang wukuf di Arafah berpakaian ihram warna seragam putih . Mnedekatkan diri dan bermunajat kepada Allah Inilah lambang keesaan Allah, ketauhidan dan aqidah yang paling sempurna, serta kesetaraan derajat manusia di sisi Allah. Tiada Tuhan selain Allah. Tidak ada keistimewaan antar satu bangsa dengan bangsa yang lainnya. Tidak ada perbedaan antara satu golongan sosial, budaya, ekonomi dan politik yang satu dengan lainnya, kecuali takwa kepada Allah.
“ Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. QS Al-Hujaraat (49):13
Allahu Akbar walillahil hamd.
Marilah kita merenung sejenak di dalam waktu yang amat dimuliakan hari raya kedua tahun ini, setelah 2 bulan 10 hari yang lalu, idul fithri, kini kita merayakan Idul Adhha. Kita tundukkan kepala sejenak mengenang sejarah masa lalu; teladan kepatuhan Nabi Ibrahim dan keluarganya Siti Hajar dan Ismail AS, serta apa yang menjadi makna filofis-ideal dan empirik-pragmatis dari ibadah hajji dan qurban, pada khutbah shalat Idul Adha 2 rakaat yang sebentar tadi kita tunaikan.
B.FLASHBACK SEJARAH IBRAHIM ALAIHISSALAM (AS).
Rasullah, Nabi Ibrahim AS disebut ulul azmi atau memiliki kebesaran dan keistimewaan. Menurut beberapa sumber, ia lahir pada tahun 2160 SM. (lebih kurang 4271 th lalu) di suatu negeri bernama Ur (Oor) 230 mil di Barat Kota Baghdad di sebelah Utara kota Harran, kota yang terletak di Batas Syria, Turki dan Irak sekarang. Wilayah itu pada 4000 th lalu disebut Kaledonia atau Babylonia.
Ayah Ibrahim AS adalah Azar “Dan ingatlah di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Azar …” (QS. Al-An’am : 74). Oleh Ibnu Katsir mengutip Ahlul Kitab dan ahli sejarah disebut Ibrahim bin Tarikh (Tarih) bin Nahur bin Sarugh bin Ra’u bin Faligh bin Abir bin Syalih bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh AS
Menurut al Hafidz Ibnu Asakir dalam kitabnya at-Tarikh disebutkan bahwa Ibu Ibrahim bernama Amilah. Sedang menurut al-Kalbiy nama ibu ibrahim adalah Buna binti Karbina bin Kartsi yang berasal dari bani Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh AS.Saudara Ibrahim AS ada 2 orang, yaitu Nahur dan Harran. Harran adalah ayah dari Nabi Luth.
Ibrahim beristeri Siti Sara yang belum punya anak. Keduanya bersafari ke Mesir menemui seorang raja yang berasal dari daerah kelahirannya. Di sana dia dihadiahi seorang putri raja tadi, yang elok bernama Siti Hajar untuk menjadi isteri pendampingnya bersama Siti Sara. Siti Hajir hamil dan menimbukan kecemburuan Siti Sara yang belum punya anak.
Alikisah, Siti Sara meminta Ibrahim mengasingkan perempuan madunya yang hamil itu ke tempat yang jauh. Dari ngeerinya Kan’an, pergilah Ibrahim mengantarkan Siti Hajar ke tempat yang jauh sekali. Mereka berdua dengan janin di kandungan isterinya, sampailah ke wilayah tandus satu titik yang kini telah ketahui adalah Mekkah.
Di situlah Siti Hajar melahirkan Ismail AS. Dengan segala suka dukanya, Siti Hajar berlari antara dua bukit kecil yang kemudian kita sebut, safa dan marwa, untuk mencari air supaya dengan minum, maka air susunya dapat mengalir memberikan minum kepada bayinya.
Dengan tidak berputus asa, penuh keuletan, Hajar tidak menyerah. Walaupun ia tahu, ini adalah gurun pasir tandus. Tiba-tiba Allah menerbitkan mata air yang kita kenal sekarang Zam-zam. Sepeti yang sudah kita ketahui itulah sejarah awal kota Mekkah yang disitu ka’bah dibangun ulang oleh Ibrahim, dan konon fondasinya masih ada setelah jauh sebelumnya dibangun oleh Nabi Adam AS. Seperti terangkan al-Quran, inilah rumah ibadah pertama dibangun untuk manusia.
I. IBRAHIM AS PELETAK FONDASI AGAMA YANG HANIF
Ibrahim AS telah meletakkan agama yang hanif, dan rumah Allah yang pertama di kota Mekkah dan kota ini diberkahi Allah, petunjuk bagi seluruh alam dan yang masuk ke dalamya akan tenteram dan aman (QS, Ali-Imran/3:95,96,97)
Katakanlah: “Benarlah (apa yang difirmankan) Allah”. Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;
Ibrahim peletak fondasi Tauhid. Bintang, bulan dan matahari bukanlah Tuhan. Berhala dan patung-patung bukanlkah Tuhan. Semuanya akan lenyap yang tetap abadi hanya Allah swt, yang Maha Satu, Penguasa semesta Alam.
Dimusnahkannya berhala dan patung-patung. Atas tindakan itu raja Namrud murka dan marah besar. Ia dilemparkan ke dalam api yang menyala besar. Peristiwa ini dapat kita tafsirkan sebagai Ibrahim dikorbankan oleh manusia karena tidak mengubah perinsipnya . Tiba-tiba Allah menyelamatkannya , api itu menjadi dingin dan tidak membakar.
II.KETUNDUKAN DAN KEPATUHAN KEPADA ALLAH SWT.
Ibadah kurban Inspirasi ibadah ini, merupakan repleksi peristiwa bersejarah ribuan tahun silam. Ibrahim AS, isterinya Siti Hajar, putranya Ismail AS. Ketika itu Nabi Ibrahim as, memenuhi perintah Allah untuk menyembelih anak yang dicintai dan disayanginya, Nabi Ismail as. Tanpa sanggahan dan protes, hal itu dilaksanakannya dengan suka rela, penuh ketaqwaan,
Nabi Ibrahim AS. Menghadapi ujian maha berat. Anaknya semata wayang yang amat disayangi harus disembelih dengan tanggannya sendiri. Maka dengan kekokohan iman, penuh ketulusan dan ikhlasan, taat dan patuh akan perintah Allah swt Nabi Ibrahim AS , akhirnya tanpa pikir lagi ia mengambil keputusan untuk melaksanakan perintah menyembelih putra tercintanya Ismail. Ini merupakan ketundukan dan kepatuhan seorang ayah dan anaknya kepada Allah swt tanpa “reserve” tak bersyarat.
Prosa dan prosesi sejarah panggilan Ibrahim AS kepada putranya diabadikan di dalam Al Quran Surat Ash Shaafaat (37) ayat 102,
“ Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim , Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirlah apa pendapatmu?” “ Ia menjawab:” Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar “
Ibrahim Peletak dasar musyawarah. Dia menanyakan kepada Anaknya Ismail AS sebelum melaksanakan perintah Allah untuk mengurbakannya. Kurban atau udhiyah itu hanyalah ujian Allah kepada Ibrahim As dan putranya Ismail AS. Karena keduanya ikhlas dan taat atas dasar ketaqwan kepada Allah swt, maka korban itu digantikan dengan seekor qibasy atau domba.
Jauh sebelum itu, Ibrahim mampu menanamkan nilai Tauhid itu kepada isterinya Siti Hajar. Wanita yang kokoh dan tidak pernah putus asa, tergambar dg lari2 kecil antar safa dan marwa untuk mendapatkan air. Injilah wanita yang gigih, berkorban, ulet dan sungguh tidak pernah putus asa. Akhirnya Allah menerbitkan mata air Zam-zam.
D. Ismail adalah representasi generasi muda yg ikhlas kepada Allah dan secara rasional mematuhi Allah dan percaya kepada ayahnya Ibrahim sehingga rela utuk dikorbankan memenuhi perintah Allah tadi.
III. TOTALITAS KETAQWAAN KEPADA ALLAH SWT.
Kekuasaan Allah Yang Maha Besar, tiba-tiba mengubah keadaan, penyembelihan itu diganti dengan seekor kibas atau domba. Inilah peristiwa yang kemudian menjadi simbol bagi umat Islam sebagai wujud ketaqwaan seorang manusia mentaati perintah Allah swt. Totalitas ketaqwaan Nabi Ibrahim kepada Allah swt adalah wujud pengorbanan yang sempurna kepada Yang Maha Pencipta yang diimaninya sebagai sebuah keyakinan tanpa batas dan tanpa pengecualian.
Allah swt berfirman dalam Qur’an Surat 12 ayat 111,’
Artinya: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah;
Allahu Akbar wa lillahi al-hamd .
IV. BUKAN DAGING DAN DARAHNYA TETAPI KETAQWAAN
Di dalam limbo sejarah umat manusia, korban diperuntukkan untuk sang dewa. Bagi penduduk Mesir Kuno, sampai Islam masuk ke negeri itu, untuk menghindari banjir yang meluap setiap tahun tanpa ampun melenyapkan sumber kehidupan, maka mereka mengorbankan seorag gadis tercantik ke dalam sungai Nil. Tradisi itu yang diubah Umar bin Khattab melalui Gubernurnya di Mesir Amr bin Ash, sebagai ganti gadis cantik yang akan dikorbankan diganti dengan sepucuk surat yang isinya meminta kepada Allah swt supaya sungai Nil tidak murka lagi dan surat berupa doa itu dimasukkan ke dalam suangai Nil tadi.
Pada beberapa kelompok penganut kepercayaan dan agama tertentu serta pada beberapa sistem ritual animisme, dinamisme dan kalangan primitif, korban merupakan sesajian . Sebaliknya bagi kita umat Islam, daging korban secara materi bukan sesajian atau makanan yang dipersembahkan kepada Tuhan. Itu semuanya hanya perlambang, seperti pernyataan Quran:
QS.22: 037. Daging-daging ternak dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.
V. BERHAJI DAN BERKURBAN MENJALANKAN SYARIAT
Berhaji dan berkurban, dengan demikian merupakan realisasi kesadaran kita dari lubuk hati yang paling dalam untuk melaksanakan syariat perintah Allah swt seperti yang dinukilkan di dalam al-Quran dan sunnah Rasulllah dalam menjalankan agama. Al-Qur’an mendeklarasikan (QS, 22:27-28) :
Dan (Deklarasikan atau proklamasikanlah) berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfa`at bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir.
Melaksanakan hajji, dikatakan Rasulullah, merupakan pilar ke-4 dari 5 tiang pokok bangunan bangunan Islam:
بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ :
شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ
وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ
.[رواه الترمذي ومسلم ]
Islam itu dibangun di atas 5 hal: kesaksian tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu Rasulullah, menunaikan shalat, membayarkan zakat, naik hajji ke baitul haram, dan puasa di bulan Ramadhan . ( HR. Al-Tarmizi dan Muslim)
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS, Ali-Imran/3:97).
VI.KORBAN: IMBALAN TERHADAP RAHMAT ALLAH YANG BANYAK
Al-quran dengan trang-terangan menyebutkan bahwa alangkah banyaknya nikmat yang telah Allah berikan kepada kita manusia. Oleh karena itu kita harus memperbanyak shalat dan senantiasa berkorban.
001. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni`mat yang banyak.
002. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.
003. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.
Berkorban dengan seekor unta atau sapi untuk 7 orang, dengan kambing dan qibasy atau domba, untuk 1 orang.
QS.22:036. Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi`ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.
Sejalan dengan itu, maka korban sebagai lambang berbentuk ibadah, adalah amat dalam hikmah dan makna filosofisnya.
VII. KURBAN UNTUK KEMASLAHATAN UMMAT.
Kurban (Qurban)? Diambil dari kata qaruba, yaqrabu, qurbanan. Artinya dekat, hampir, karib-kerabat, tak ada jarak dalam kecintaan yang dalam. Di dalam syariat, yang kita maksud qurban adalah menyembelih ternak dengan niat khusus pada hari raya ini dan hari tasyrik sebagai lambang ketaqwaan kita Allah swt. Namun sejalan dengan itu, kurban mempunyai makna filosofis bagi kepedulian kepada sesama. Kecintaan kita kepada kaum yang tidak berpunya, kepada golongan yang lemah ekonominya, kemampuan sosial, budaya dan politiknya. Mereka serba berkekurangan.
Korban, dengan begitu berarti memupuk jiwa kedermawanan. Suka memberi tanpa pamrih dan balas jasa. Di dalam masyarakat Barat disebut Philanthropy. Kata ini berasal dari Philos dan Antropos. Artinya cinta kepada kemanusiaan. Kata lain disebut Charity atau kemurahan dan kedermawanan.
Hal ini merupakan kontinuitas atau tindak lanjut dari apa yang sudah kita tunaikan pada Idul Fitri yang lalu yaitu zakat fithrah. Artinya Korban merupakan bentuk solidaritas sosial untukj kebaikan ummat atau kemaslahatan ummat.
Lebih jauh, jiwa suka berkorban, suka memberi, atau budaya philantrhropy dan charity itu, sekarang menjadi trend setter atau model bagi para pemilik kekayaan dunia. Mereka memberikan sebagian besar dari kekayaannya. Hal itu bukan basa basi, tetapi merupakan panggilan terdalam dari jiwanya untuk memberikan sesuatu untuk kemanusiaan, untuk lingkungan hidup, untuk pengembangan riset ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk mendidik anak-anak muda berbakat mendalami bidang ilmu tertentu. Untuk membiayai riset-riset tentang penyakit tertentu dan mencari obatnya.
Budaya korban inilah agaknya yang sudah menjadi basis pada lembaga commercial dunia, multi national cooperatian dan company internatioanl, menyisihkan keuntungannya untuk berkorban bagi kepontingan umum, kemaslahatan ummat yang disebut Corporate Social Responsibility (CSR, tanggungjawab sosial perusahan). Di tingkat internasinal dikenal misalnya Qatar Charity Foundation, berpusat di Qatar negeri Teluk Persia, yang bergerak di bidang kemanusiaan dan upaya mengatasi kemiskinan. Ada Asian Muslim Charity Foundatioan, yang berpusat di Dhubai, Emirate Arab bergerak di bidang pendidikan dan upaya mencerdaskan dan dakwah. Di Amerika ada Bill & Melinda Gates Foundation yang punya semboyan All lives have equal values yang bergerak di berbagai bidang, sejak dari memberantas penyakit menular, memberdayakan orang miskin sampai ke penelitian ilmu dan teknologi.
Di tingkat nasional, semua BUMN diwajibkan untuk menyalurkan philantropy dan charitynya dalam wujud CSR tadi. Salah satu di antaran PT Semen Padang . Bahkan PT SP di samping CSR dalam bentuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) berasal dari dana perusahaan yang setiap tahun memberikan bantuan pendidikanm, sosial dan bina lingkungan serta upaya mengentaskan kemiskinan. Fokusnya dalah ring 1, 2 dan 3 di sekitar pabrik baru ke pada yang lain. Selain itu ada lagi dana yang dikumpulkan dari semua charity dan philantropy karyawannya yang kita sebut sebagai BAZIS Semen Padang yang digunakan untuk dakwah, pembinaan muballigh daerah terisolir, dan bantuan kesejahteran dan permberdayaan masyarakat dan ummat.
Itu semua dimulai dari budaya korban. Menjadi darah daging bagi orang yang melakukannya. Pada mulanya mungkin terasa sebagai kewajiban dan imbalan atas keberhasilan tetapi setelah dia menjadi prilaku jiwa dan proses internalisasi dalam setiap diri, maka jiwa suka berkorban menjadi tuntutan hati nurani dan kesenangan hidup. Maka dengan begitu pengrobanan diri, keluarga dan kelompok kita untuk kepentingan yang lebih besar kemaslahatan ummat dan bangsa menjadi kebutuhan dan kesenangan kita, baik secara perorangan maupun bersama-sama.
C. KHULASHAH WA KHATIMAH.
1.Ibrahim peletak fondasi Tauhid. Bintang, bulan dan matahari yg semula dianggap penguasa Alam sebagai Tuhan kemudian lenyap, maka Allah yang wujud, senantiasa ada dan tidak pernah lenyap, itulah Allah, Tuhan Rabbul alamin, seru sekalian alam.
2. Ibrahim memusnahkan berhala dan patung-patung. Atas tindakan itu raja Namrud murka dan marah besar. Ia dilemparkan ke dalam api yang menyala besar. Peristiwa ini dapat kita tafsirkan sebagai Ibrahim dikorbankan oleh manusia karena tidak mengubah perinsipnya yang bertentangan dengan kemauan penguasa yang zalim. Ibrahim berjihad menegakkan aqidah yang benar. Tiba-tiba Allah menyelamatkannya, api itu menjadi dingin dan tidak membakar.
3. Ibrahim Peletak dasar musyawarah. Dia menanyakan kepada Anaknya Ismail AS sebelum melaksanakan perintah Allah untuk mengurbakannya.
4. Kurban atau udhiyah itu hanyalah ujian Allah kepada Ibrahim As dan putranya Ismail AS. Karena keduanya ikhlas dan taat atas dasar ketaqwan kepada Allah swt, maka korban itu digantikan dengan seekor qibasy atau domba.
5. Siti Hijir, wanita yg kokoh dan tidak pernah putus asa, tergambar dg lari2 kecil antar safa dan marwa untuk mendapatkan air. Inilah wanita yang gigih, berkorban, ulet dan sungguh tidak pernah putus asa. Akhirnya Allah menerbitkan mata air Zam-zam.
6. Ismail adalah representasi generasi muda yg ikhlas kepada Allah dan secara rasional mematuhi Allah dan percaya kepada ayahnya Ibrahim sehingga rela utuk dikorbankan memenuhi perintah Allah tadi.
7. Ibrahim AS adalah sumber tiga agama Yahudi melalui Musa AS, Nashrani melalui Isa AS dan Islam melalui Muhammad saw yang merupakan keturunan Ismail AS.
8. Berkorban di zaman modern sekarang ini, kiranya dapat disegarkan ulang filosofinya menjadi upaya terus menerus dan kesadaran internal umat Islam, baik sebagai pribadi perorangan, keluarga, komunitas, masyarakat. Pada semua starata kehidupan dan kelembagaan. Maka itu, CSR, lembaga Philanthropy, Charity, kedermawanan dan jiwa kepemurahan harus dipupuk dan dikembangkjan terus menerus.
9. Untuk menunjukkan penghormatan dan keistimewaan paling tinggi oleh umat Islam kepada Ibrahim AS, maka atas petunjuk Rasulullah Muhammad saw., setiap bershalawat kepada Nabi selalu diiringi dengan shalawat dan keberkahan kepada Ibrahim AS dan keluarganya.
“Allahumma shalli ala Muhammad wa ala alihi Muhammad, kama shallaita ala Ibrahim wa ala ali ibrahim; wa barik ala Muhammad wa ala ali Muhammad, kama barakta ala Ibrahim wa ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid.”
Akhirnya, berhajji dan berkurban, serta semua ibadah kita kepada Allah swt merupakan wujud keimanan kita yang kokoh menghunjam ke dasar kehidupan kita. Bila keimanan dan kataqwaan yang hakiki dapat kita binna terus menerus, maka insya Allah kita semua akan merasa tenteram , aman dan sentosa pintu kebeerkahan akan dibukakan Allah dari langit dan dari bumi . Allah berfirman , QS. Al-A’raf, 96 :
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Camkanlah, fa’tabiru ya ulil abshar, la’allakum turhammun.
Akhirnya marilah kita tutup khutbah ini dengan berdo’a :
Alhaamdulillahirabbil alamin, hamdan yuwafi nia^mahu wa yuka^fi mazidah, rabbana walakal hamdu kama yanbaghi li jalali wajhikal kari^mi wa azhi^mi sultha^nik;
“Wahai Allah, kami bermohon kepadamu, hidup yang sebaik-baiknya, dan kematian yang sebaik2nya, serta segala yang baik yang berada diantara hidup dan mati. Ya Allah, hidupkanlah kami dalam kehidupan orang-orang yang bahagia, kehidupan orang-orang yang Engkau senangi agar dia tetap hidup, dan wafatkanlah dalam wafat orang-orang yang syahid (orang-orang yang Engkau sukai untuk bertemu dengannya).
Ya Allah, ampunilah orang-orang yang meninggal dan yang masih hidup, anak-anak kecil, orang-orang dewasa, baik yang perempuan maupun yang laki-laki”.
Rabbanagh fir lana zunubana waliwa^di^na warhamhum kama rabbauna shigha^ra; Allhumma nasaluka ridh^ka wal jannah, wa na’uzubika minsakha^tika wanna^r; allhumma nasaluka ‘ilman nafi’an, warizqan wasi’an, wasyifaan min kullli da^in wasaqa^min birahmatika ya arhamarra^himi^n. Allahumma arinal haqqa haqqan, warzuqna ittiba^ah, wa arinal ba^thilan ba^thila warzuqna ijtina^bah.
رَبَّنَاتَقَبَّلْ مِنَّا دُعَأنَا وَ صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَجَمِيْعَ عِبَادَاتِنَا اِنَّكَ اَنْتَ الّسمِيْعُ الّعَلِيِمُ . رَبَّنَا اِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًايُّنَادِى لِللإيْمَانِ اَنْ آمِنُوْا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْلَنَا ذُنوْ بَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّأتِنَاوَتَوَفَّنَا مَعََ الآبْرَارِ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ اَلأحْيَاء مِنْهُمْ وَللأمْواَتِ اِنَّكَ سَمِيْعُ قَرِيْبُ مُّجِيْبُ دَعْواَتِ وَ ياقَاضِيَ الْحَاجَاتِ. رَبَّنَا اَتِنَا فِىالدُّنْيَا حَسَنَةً وّفِى اْلآخِرَة حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ الّنَارِ. وْالحَمْدُ لله ِ رَب الْعَا لَميْنَْ .
والسّلامُ عَلْيْكُمْ وَرَحْمَةُ الَّلهِ وبَرَنَاتُهْ
Padang, 10 Zulhijah 1432 H -6 November 2011 M
Rujukan:
1. Al-Quran dan Al-Hadist.
2. Abu Ridha, republika.online
3. Quraish Shihab, teks Metro TV .online
4. Habib Siddiqui, article : IC0401-2197. islamicity.com
5. Shofwan Karim, Naskah Khurbah Idul Addha, Sawahlunto, 1424 H
6. Shofwan Karim, Naskah Khutbah Idul Adha Padang, 1425 H.
7.. Shofwan Karim, Naskah Khutbah Idul Adhha, Lubuk Sikaping, 2009
8. Shofwan Karim, Nashkah Khutbah Idul Adhha, Payakumbuh, 2010
9. http://www.qcharityid.org/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=29
10. http://www.gatesfoundation.org/Pages/home.aspx
bib Siddiqui, article : IC0401-2197. islamicity.com
5. Shofwan Karim, Naskah Khurbah Idul Addha, Sawahlunto, 1424 H
6. Shofwan Karim, Naskah Khutbah Idul Adha Padang, 1425 H.
7.. Shofwan Karim, Naskah Khutbah Idul Adhha, Lubuk Sikaping, 2009
8. Shofwan Karim, Nashkah Khutbah Idul Adhha, Payakumbuh, 2010
9. http://www.qcharityid.org/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=29
10. http://www.gatesfoundation.org/Pages/home.aspx