
Rusydi Hamka Meninggal Dunia
(576 Views) September 19, 2014 8:00 am | Published by sgl17 | No comment
KHAIRUL JASMI – Anak Buya Hamka, mantan pemred majalah Panji Masyarakat, Rusydi Hamka (79) meninggal dunia pukul 13.30, di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta Kamis (18/9). Ia meninggalkan seorang istri dan empat anak.
Jenazah dibawa ke rumah duka, Jalan Kenanga 6 Bintaro, depan RS TNI AD Soeyoto, Jaksel. Di rumah duka para pejabat, kenalan dan sanak saudara ramai melayat.
Rusydi dilahirkan pada 7 September 1935. SMP dan SMA almarhum, dihabiskan di Yogyakarta. Almarhum juga pernah menjadi anggota DPR dari Fraksi PPP, tulis inilah.com
Ia pernah duduk di DPR RI dan ditempatkan di Komisi I oleh partainya. Di samping itu, Rusydi juga dipercaya menjadi penasehat Fraksi PPP di Dewan Perwakilan Rakyat tersebut. Ia dikenal sebagai aktivis Muhammadiyah dan juga seorang mubaligh.
Sarjana Ilmu Publisistik ini menyelesaikan sekolah menengahnya, baik SMP maupun SMA di Yogyakarta. Setamat SMA, ia melanjutkan pendidikan tingginya ke Sekolah Tinggi Publisistik, dan mendapatkan gelar sarjana dari perguruan tinggi tersebut.
Ketua PP Muhammadiyah 1995-2000 ini, di masa orde baru aktif di PPP. Ia bahkan sempat menulis sebuah buku tipis berjudul, “Kampanye PPP di Ranah Minang.” Isinya, betapa sulitnya partai tersebut kalau kampanye, warga hanya mancigok-cigok saja di balik jendela, karena takut pada penguasa.
Hamka dan anak-anaknya amat dihormati di Malaysia. Rusydi Hamka, sering diundang ke negeri jiran itu guna bercemarah tentang seluk beluk ayahnya. Rusydi beradik kakak lima orang yaitu Fachri, Rusydi, Athiya, Irfan dan Afif. Rusydi sendiri memiliki 5 orang anak, empat putra dan satu putri, satu dari lima anaknya telah meninggal dunia. Menurut anaknya, Yusran, ayahnya menderita kanker paru sebelah kanan.
“Beliau wafat dengan tenang,” kata ketua DPP Muhammadiyah, Din Syamsuddin kepada Singgalang, tadi malam. Menurut Din, Rusydi merupakan tokoh idealis dan membangun Muhammadiyah dengan gigih. “Perjuangan untuk Muhammadiyah dan bangsa sangat besar,” kata dia.
Uni Lubis, mantan pemred Majalah Panji Masyarakat, kepada Singgalang, tadi malam menyatakan duka yang mendalam. “ Pak Rusydi selalu menjaga bicaranyta, hanya yang perlu betul beliau sampaikan,” kata Uni. Almarhum, katanya, selalu menghargai anak muda. “Saya yang perempuan dan masoh muda dipercaya menjadi pemred majalah Islam tertua warisan Buya Hamka dan selalu disokong beliau,” kata Uni lagi.
“Saya sama-sama dengan almarhum menjadi anggota Lembaga Sensor Film 1994-1998,” kata wartawan senir Ilham Bintang. “Beliau orangnya cerdas,” kata Ilham pada Singgalang
Tokoh Muhammadiyah Sumbar, Shofwan Karim menyatakan rasa kehilangannya atas kepergian Rusydi. “Beliau panutan kita semua, tempat bertanya dan belajar,” kata dia.
Panjimas
Majalah Panji Masyarakat disingkat Panjimas diterbitkan Buya Hamka. Kelak anaknya Rusydi Hamka menjadi pemimpin redaksi di sana. Dalam perjalanannya Panjimas berusaha menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Didirikan 15 Juni 1959 oleh KH Faqih Usman, Hamka, Joesof Abdoellah Poear dan HM Joesoef Ahmad. Semula terbit sebagai dwimingguan, kemudian tiga kali sebulan. Semula hampir seluruh isinya berupa artikel tentang agama.
Pada awalnya, memiliki ikatan yang erat dengan organisasi Islam yakni Muhammadiyah, kemudian mencoba menerobos pembaca yang lebih luas.
Majalah ini beredar tidak hanya di Indonesia, juga di Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia. Majalah ini sempat ditutup selama bertahun-tahun setelah dilarang terbit pemerintah karena memuat karangan mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta, “Demokrasi Kita”, Mei 1960. Tulisan itu mengandung kritik yang tajam terhadap pemerintahan Soekarno. Ketika situasi politik berubah, tanggal 5 Oktober 1966 Panjimas terbit kembali di bawah pimpinan Rusydi Hamka. (*)
Satu pendapat untuk “Rusydi Hamka Meninggal Dunia”
Komentar ditutup.