Pasar Raya dan Wako Mahyeldi

PASAR RAYA DAN WAKO MAHYELDI

Oleh Shofwan Karim

http://www.harianhaluan.com/index.php/refleksi/34691-pasar-raya-dan-wako-mahyeldi

PDF Cetak Surel
Senin, 06 Oktober 2014 03:09
Ada tanda-tan­da optimis per­baikan Pasar Raya di tangan Walikota Mah­yeldi. Paling tidak dalam  pe­kan lalu.  Me­nurut berita Ha­rian Haluan (1/10/14), Wa­likota sudah melakukan sidak. Lalu, 14 salon tak jelas bisnis dan tata letaknya di Pasar Raya dibongkar Satpol PP. Ini jelas merujuk kepada hasil inspeksi mendadak (sidak) Wako itu.  Lalu menurut PU, jalan dari Air Mancur depan Masjid Taqwa akan diaspal sampai ke Jalan Permindo. (Haluan, 2/10/14).

Ini salah satu saja dari beberapa janji (kalau tak salah 10 janji Mahem) beliau dulu sewaktu kampanye Pilkada. Kini  sudah tampak tanda-tanda tindaklanjutnya. Kita mulai saja dari pasar raya ini.  Setelah dua hal tadi, wako kita harap akan membereskan jalan dari Simpang Kandang terus  ke depan Bioskop Mulia.

Jangan lupa, kusut masainya jalan samping dan depan Masjid Taqwa, tentu akan dibereskan pula. Dan yang paling pendek, dari depan Kantor Wako lama ke Simpang Empat depan Masjid Taqwa. Bagaimana pengaturan lalu lintas dari keempat ruas jalan masuk dan keluar? Timur, Utara, Selatan dan Barat?

Kemudian depan Lapangan Imam Bonjol, Jalan Imam Bonjol terus ke Masjid Nurul Iman tentu akan dibereskan pula.

Bagaimana dengan wilayah dalam Pasar Raya? Pusat perto­koan lama Timur dan Barat tentu menjadi perhatian. Lebih-lebih tata ruang bagian dalam  Pasar Raya kita harapkan, akan berseri pula. Mulai pasar daging, pasar sayur, jalan sandang pangan, dan tentu penjual dan pedagang  kelontong dan teskstil serta serba ada di bagian dalam lantai dasar dan lantai dua akan dibenahi.

Pasar Raya Barat akan sampai ke Los Lambuang dan toko  perabot, furnitur yang campur aduk dengan restoran dan dagangan lainya, toko besi dan rombengan  di sebelah Jalan Yamin akan dibenahi.

Apakah Wako Mahyeldi akan fokus saja ke Pasar Raya atau akan merambah ke pasar-pasar satelit lainnya? Pasar Pagi ujung jalan Raden Saleh. Pasar Ulak Karang. Pasar Gunung Pangilun, Pasar Siteba, Pasar Lubuk Buaya, Pasar Banda Buek, dan pasar-pasar yang muncul di berbagai sudut kota yang resmi dan tidak resmi lainnya?

Artinya, tema pasar ini saja yang diselesaikan oleh beliau dalam 1 atau 2 tahun ini, akan menampakkan hasil yang luar biasa nantinya. Pantai Padang, ketika Mahyeldi masih bersama Wako Fauzi Bahar sudah mulai dibenahi. Tetapi tentu belum optimal. Kadang-kadang kelihatan bersih. Kadang-kadang kembali mengganggu pemandangan.

Baiklah kita kembali ke Pasar Raya lagi. Setelah fisik Pasar Raya ini dibenahi, tentu kete­raturan, kebersihan dan kein­dahan(K3) di kawasan pusat belanja ini menjadi agenda tak kalah menariknya untuk menja­lankan gairah  membangun  Wako kita ini. Sejalan dengan itu, masalah keamaan di Pasar Raya, tentulah menjadi bagian  dan  fokus kerja untuk solusi Pasar Raya selama ini.

Keamanan  bagi pedagang, misalnya. Rasa aman dari penarikan setoran tak resmi dari pihak tertentu. Keamanan membawa dagangan ke tempat mereka di dalam pasar atau ke toko mereka. Keamanan dan keteraturan pedagang kaki lima dan seterusnya.

Lebih-lebih lagi keamanan bagi konsumen, pembeli, pengunjung dan masyarakat yang berbelanja atau sekedar melihat-lihat (window shoping). Selama ini para pengunjung sering terpekik karena dicopet dan siku atau disimpai oleh orang tak kenal. Para penjual dan pedagang yang mungkin saja mengenal peng­ganggu itu, tetapi tidak pernah berani berteriak atau membantu orang yang jadi sasaran penjam­bret dan sebagainya itu.

Apakah semua hal tadi hanya kita serahkan ke Wako?  Tentu tidak. Peranan aparat, peranan pedagang, baik perorangan maupun asosiasi mereka, bahkan peranan masyarakat luar Pasar Raya atau warga kota secara kese­luruhan, tak kalah penting­nya.

Semuanya perlu terlibat secara positif dan aktif. Akan tetapi, sekali lagi sebagai pemim­pin yang memberikan dorongan dan per­suasif, mengatur dan memenej, serta diberi kepercayaan  melalui Pilkada oleh rakyat, Wako dan Wakilnya adalah mandataris penuh dari warga kota.

Persoalannya, apakah secara konseptual filosofis, pasar raya ini akan menjadi pasar modern, pasar tradisonal, atau campuran antara modern dan tradisional? Ini tentu sudah ada di dalam pikiran Pak Wali.  Lebih dari itu, pikiran kita yang sederhana, pasar raya kembali saja normal, paling tidak seperti masa lalu di mana orang merasa nyaman berbelanja, dan berkunjung sudahlah cukup. Rasanya  agak lama kerinduan orang ke Pasar Raya yang menyenangkan.

Akankah akan terwujud Pasar Raya yang bersih, aman dan berseri selama  satu  tahun atau dua tahun lagi?  Harapan kita setelah Pasar Raya ini dibereskan, maka Wako dan Wawako akan melakukan pembenahan Kota Padang secara menyeluruh. Bila itu dilakukan secara simultan, tentulah akan lebih baik. Tetapi kalau tidak, Pasar Raya saja yang dibenahi oleh pemimpin kita sekarang, Allahu Rabbi, man­faatnya. Semoga. ***

Shofwan Karim
Shofwan Karim

 

Diterbitkan oleh Home of My Thought, Talk, Writing and Effort

Mengabdi dalam bingkai rahmatan li al-alamin untuk menggapai ridha-Nya.

%d blogger menyukai ini: