Harun Zain Tutup Usia

99Harun_zain

Harun Zain Tutup Usia

JAKARTA — Mantan Gubernur Sumbar, Prof. Drs. H. Harun Zain, tutup usia pada pukul 04.40 WIB, Minggu (19/10) di Jakarta. BJ Habibie hadir di pemakaman sedang Jusuf Kalla ikut shalat Jenazah di rumah duka. Almarhum telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Pria asal Pariaman, kelahiran Jakarta, 1 Maret 1927 itu wafat pada umur 87 tahun. Almarhum meninggalkan seorang istri dan tiga anak perempuan. Mantan rektor Unand ini meninggal dunia akibat sakit yang telah menahun. Jenazah anak pakar bahasa Prof. Sutan Muhammad Zain itu, dimakamkan dengan penuh haru. Di rumah duka, Jalan Galuh II No. 16 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, terlihat berbagai tokoh datang melayat termasuk Wapres terpilih, Jusuf Kalla.

Sutan Harun Al-Rasjid Zain menjadi rektor Universitas Andalas sampai dengan 1966. Pada 1966, ia menjabat Gubernur Sumatera Barat selama dua periode sampai 1977. Semasa kepemimpinannya itulah, ia berusaha membangkit harga diri orang Minang, selepas PRRI yang traumatik itu.

Harun Zain merupakan gubernur Sumbar kedua, setelah Kaharoeddin. Ia gubernur pertama yang jadi menteri. Karena pendidikan yang diemban di Amerika Serikat tentang masalah perburuhan, maka pada 1978 Harun dipercaya untuk menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Kabinet Pembangunan III. Semasa dialah transmigrasi dari Jawa masuk ke Sitiung. Memasuki masa pensiun ia menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA)

Melayat
Wakil Presiden terpilih, Jusuf Kalla melayat ke rumah duka. Di mata JK, sosok Harun begitu melekat di dalam ingatannya, karena dianggap sebagai seorang tokoh yang memberikan semangat kepada masyarakat Minang di era sesudah kemerdekaan.
“Dia adalah gubernur yang dapat membangkitkan semangat kembali orang Minang setelah PRRI,” ujar JK pada detikcom usai melakukan shalat jenazah di kediaman Harun Zain.

Menurut JK, sosok Harun dianggap sebagai tokoh penting yang berjasa dalam pembangunan Sumatera Barat. “Beliau memiliki jejak kepahlawanan yang baik,” jelasnya.

“Cara Pak Harun memimpin, dan intelektualitasnya, dapat menjadi nilai yang dapat diambil dari sosok almarhum,” kata JK.

Dimakamkan
Shofwan Karim melaporkan untuk Singgalang, jenazah sampai di TP Kalibata Pukul 13.50 disambut masyarakat dan tokoh, di antaranya mantan Presiden Prof. BJ Habibie, Kapuspen TNI Mayjen M Fuad Basya, Prof. Emil Salim, Prof. Taufiq Abdullah, Wagub Sumbar Muslim Kasim, anggota DPR RI Betty Shadiq Pasadigoe, Bupati Tanah Datar Shadiq Pasadigoe, mantan Wako Padang Syahrul Udjud, Komisaris PT Semen Padang Shofwan Karim, Dirut Bank Nagari Suryadi Asmi, Rektor Unand Werry Darta Taifur, pengusaha Basrizal Koto bersama tokoh nasional dan masyarakat Minang lainnya. Prosesi pemakaman selesai pukul 14.40.

Bertindak sebagai inspektur upacara, Kapuspen TNI M Fuad Basya. Putra Lima Jorong Kurai, Bukittinggi itu dalam pidatonya selaku Irup mengatakan beberapa jasa pahlawan Harun Zain sebagai tentara pelajar dalam perang kemerdekaan RI.
“Sekarang beliau dipersembahkan ke haribaan Ibu Pertiwi setelah wafat di kediamannya,” kata dia.

Sambutan mewakili keluarga disampaikan Emil Salim. Ia berterima kasih kepada pemerintah yang menghargai jasa-jasa Harun Zain sebagai pejuang kemerdekaan RI .

Lebih dari itu Emil Salim mengatakan khusus bagi masyarakat Sumbar, Harun telah berjasa amat besar membangkitkan harkat dan martabat masyarakat sewaktu menjadi Gubernur Sumbar 1966-1977

“Akibat peristiwa politik dan pergolakan sebelumnya, masyarakat Sumbar terpuruk mental dan harga diri. Oleh Harun Zain dengan semangat dan persuasif yang prima kembali martabat itu disejajarkan dengan daerah lain. Di tangan kepemimpinan Harun Zain itulah semangat mambangkik batang tarandam itu terwujud,” sebut Emil.

Sehari sebelum ia wafat, Plt Dirut Semen Padang Benny Wendry berkunjung ke kediaman Harun Zain di Jakarta. Benny mengatakan Harun amat berjasa menyelamatkan PTSP yang di ujung 60-an itu bangkrut dan akan dijual ke Prancis. Harun Zain meminta Letkol Ir. Azwar Anas yang menjadi Dirut Pindad di Bandung untuk pulang kampung menyelamatkan perusahaan semen tertua di Asia Tenggara ini.

Semua orang mengakui, Harun Zain terkenal dan sangat dekat dengan masyarakat Minang di kampung dan di rantau. Terhadap dunia pendidikan dan pembinaan generasi muda di Sumbar, Harun Zain amat berjasa. Ia dipanggil pulang oleh gubernur sebelumnya, Kaharoeddin Dt. Rangkayo Basa. Harun kemudian memanggil Azwar Anas.
Terhadap generasi muda dan mahasiswa Harun Zain sangat dekat. Menurut Alis Maradjo, Bupati Limapuluh Kota ketika

gubernur periode kedua dan Alis ketika itu menjadi ketua dewan mahasiswa Unand menyebut kesan yang mendalam. “Selalu ada pertemuan antara kami. Pertemuan rutin satu kali dalan dua bulan dengan tokoh pemuda dan mahasiswa mendiskusikan soal-soal pembangunan waktu itu,” katanya.

Shofwan Karim yang menjadi aktivis kampus sebagai pengurus Dewan Mahasiswa dan Komandan Bataliyon Menwa IAIN pada 1974 sampai 1977 itu sering ikut Harun Zain turba ke masyarakat di pelosok Sumbar.
“Pernah dikirim dengan satu bus aktivis mahasiswa Unand, IKIP dan IAIN ke perkebunan karet Abai Siat untuk melihat hasil percontohan kerja sama dengan Jerman,” katanya.

Aktivis pemuda dan mahasiswa itu sangat tergugah bagaimana Gubernur Harun Zain memotivasi mereka. Harun Zain sangat bersemangat mendorong kemajuan mahasiswa dalam diskusi-diskusi dengannya.

Hampir setiap wisuda sarjana di 3 kampus masa itu Unand, IKIP dan IAIN Harun Zain hadir dan memberi sambutan yang penuh semangat dan konstruktif. (shofwan karim/guswandi)

Diterbitkan oleh Home of My Thought, Talk, Writing and Effort

Mengabdi dalam bingkai rahmatan li al-alamin untuk menggapai ridha-Nya.

%d blogger menyukai ini: