Catatan dari Silaknas ICMI 2014 Gorontalo (1) : Jokowi Lugas dan Rendah Hati Oleh Shofwan Karim

Catatan dari Silaknas ICMI 2014 Gorontalo (1) :

Jokowi Lugas dan Rendah Hati

Oleh Shofwan Karim

Ikatan Cendekiwan Muslim se-Indonesia (ICMI) melaksanakan hari ulang tahun (Milad) ke 24 dan Silaturrahim Kerja Nasaional (Silaknas), 5-7 Desember 2014 di Gorontalo, Sulawesi. Acara yang dibuka Presiden Ir. H. Joko Widodo itu dihadiri 500 orang peserta dari seluruh Indonesia. Dari Organisasi Wilayah (Orwil) Sumatera Barat datang 12 orang peserta, termasuk beberapa orang dari Organisasi Satuan (Orsat) Kota dan Kabupaten. Berikut catatannya.

Kegiatan Besar di Kampus

Pada pembukaan Silaknas dan Milad ke-24, ICMI yang berdiri 7 Desember 1990 di Kampus Unversitas Jember ini, Jokowi memberikan kata sambutan dan membuka acara di Aula Utama Univesitas Negeri Gorontalo (UNG), pada 5 Desember malam.

Pada pembukaan malam itu didahului oleh beberapa sepatah kata, pidato dan sambutan. Di antaranya oleh Ketua Panitia Rektor UNG Dr. Syamsu Qamar Badu, M.Pd, mengatakan bahwa ingin mengembalikan agenda besar ICMI di Kampus. ONG akan berubah nama menjadi Universitas Negeri Prof. Habibie. ICMI berasal dari Kampus dan kembali berpangkal di Kampus untuk ummat dan bangsa.

Ketua ICMI Orwil Gorontalo, Prof. Winarni Monoarfa, yang juga sekretaris daerah provinsi Gorontalo, menyebut bahwa selain mengembalikan ke kampus, ICMI sengaja diajak Silaknas di Gorontalo untuk memanfaatkan para cendekiawan muslim. Di samping hadiri Silaknas, membicarakan soal kebangsaan dan keummatan, juga para tokoh memberikan ilmunya kepada cendekiawan dan para pemimpin serta generasi muda di Provinsi ini.

Ketua Presidium ICMI 2015 DR. Sugiharto, SE., MBA., sehari sebelumnya menerima amanah sebagai Ketua Presidium dari Ketua Presidium 2014 Drs. Priyo Budi Santoso, M.Ap. Sugiharto menekankan kembali prinsip program kualitas iman dan taqwa; kualitas pikir; kualitas karya; kualitas kerja; kualitas hidup bangsa Indonesia, (5K) serta tantangan ummat dan bangsa sekarang ini dan masa datang.

Menjemput dan merupakan kesinambungan Silaknas tahun lalu, hijrah moral bangsa, maka tahun ini tema Silaknas adalah penataan kembali sistem berbangsa dan bernegara untuk kesejahteraan rakyat.

Gubernur Meminta Maaf

 

Rusli Habibie, Gubernur Gorontalo menyambut acara ini dengan meminta maaf kepada Jokowi . Mantan Bupati Gorontalo Utara ini mengatakan terus terang bahwa pada Pilpres lalu menjadi Ketua Tim Sukses Prabowo-Hatta dan telah memenangkannya . Tentu saja dia tidak menyebut mengalahkan Jokowi.

Pada pilpres lalu, persentase Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta adalah 37%-63 %. Pad pidatonya Rusli Habibie setelah meminta maaf, di dalam kalimat-kalimat terus terang dan kadang bersayap memuji beberapa kali betapa Jokowi berbesar dan berlapang dada.

Meski belum sampai seratus hari kepemimpinannya, Jokowi sudah berkenan datang ke Gorontalo untuk membuka acara besar Silatnas ICMI dan peringatan milad ini. Di samping itu Jokowi akan mengunjungi dan blusukan ke beberapa tempat melihat apa lagi yang harus dbangun di Gorontalo.

Provinsi dengan 5 kabupaten dan 1 kota ini hanya berpenduduk 1.150.000 jiwa. Dengan penduduk yang seperlima dari Sumbar (5,7 juta) itu, Gorontalo akan melaksanakan pembangunan dengan amat bersemangat.

Maka dengan segala rayuannya, Gubernur Rusli mengajak dan meminta Jokowi untuk memberikan perhatian yang tinggi terhadap pembangunan diprovinsiya terutama infra struktur. Antara lain adalah pembangkit listrik dan jalan, serta air bersih. Begitu pula meminta ke Jokowi untuk mendorong investor masuk lebih banyak lagi ke sini.

Jokowi Terasa Rendah Hati

 

Jokowi yang datang dari Kalimantan, malam itu mendarat di Gorontalo baru pukul 19.00. Hanya istirahat beberapa saat langsung datang ke perhelatan ICMI ini. Dengan tenang mendengarkan sambutan dan pidato-pidato. Ketika sampai ke gilirannya, Jokowi memulai pidato dengan tidak banyak basa-basi. Lembaran pidato yang diberikan ajudan hanya dibolak-baliknya .

Saya berkhayal Jokowi akan menyambut dan membalas pidato-pidato sebelumnya dengan rasa bangga dan bahagia. Saya pikir, Jokowi akan mengatakan bahwa, dia tidak punya rasa terganggu terhadap ketidakmenangannya di provinsi ini.

Jokowi dalam lintasan pikiran saya akan berkata bahwa dia adalah pemimpin seluruh rakyat dan bukan untuk mereka yang memenangkannya. Artinya, dalam pikiran saya berkecamuk, pasti Jokowi akan seperti pemimpin lain yang akan membusungkan dada atas kedatangannya ke provinsi di mana perolehan suaranya jauh di bawah kompetitornya.

Semua itu tidak ada. Jokowi bukan tipe orator yang penuh retorika dan bahasa tinggi dan mimik yang dramaturgik. Hanya di awalnya dia sempat mengatakan bahwa ketika Sidang APEC baru-baru ini di Beijing, dia minta diatur duduk sejajar dengan berada di segi tiga Presiden Amerika, Rusia dan China. Suatu upaya pencitraan kemitraan sejajar dengan tokoh dunia papan paling atas ini. Dan itu terlaksana, katanya.

Lalu, Jokowi langsung ke masalah pembangunan infra struktur. Jokowi menyebut bahwa 1400 triliyun subsidi dari berbagai sector dan pengeluaran APBN akan dikonversi menjadi pembangunan infra struktur. Kelihatan dia tidak membaca teks pidato tetapi mengambil inti-intinya saja. Dan itu disampaikan dengan gaya bertutur dan datar. Dia tidak memberikan intonasi dan tinggi rendah suara yang galibnya pemimpin lain sering bagaikan pemain pentas dan lakon.

Jokowi menekankan pula soal sistem dan manajemen pembangunan serta sumberdaya manusia, moral obligasi aparatur pemerintah. Kelihatan sekali Jokowi yang sederhana dan rendah hati. (Bersambung)