Matahari sore yang cerah di Luar Terminal 1 sambil menunggu Shattle Bus
Untuk memenuhi janji 2 tahun lalu, dia dan isteri melakukan kunjungan dari 1 sd 8 November 2016 ke Australia Barat. Di mulai dari Perth, ibukota negara bagian barat benua Kanguru itu, mereka mendarat pukul 4 sore. Beda waktu 1 jam, Perth lebih dulu dari pada Jakarta. Terbang dengan Garuda dari Jakarta pk 10.25 terasa nyaman. Di kursi perut pesawat ada tambahan bantal mini dan selimut. Selain itu, termasuk audio-visual devices sama saja dengan Garuda Jakarta- Padang. Dan sayang, tidak ada schocker charger seperti pasawat terbang intercontinental ke berbagai penjuru benua lain.
Left
Center
Right
Remove
click to add a caption
Hari kedua, kakek dan nenek dari 6 cucu ini, ke kota kecil Narrogin, arah Tenggara 192 km dari Perth. Di Narrogin mereka mengunjungi sekolah, SMA dan SD. Kemudian setelah kembali sore hari kedua itu ke Perth, mereka bersama isteri dan putri sahabatnya yang sengaja mengantarnya dengan mobil, melihat pemandangan kota dari King Park Botanic Garden.
Left
Center
Right
Remove
Lengang.
Hari ketiga, Kamis 3 November sore mereka ke Elizabeth Quay,mengukur taman pinggir laut itu dengan kaki, melewati jembatan dan duduk di kursi-kursi taman. Sesudah malam mulai gelap mereka dijemput ke taman itu diundang dinner oleh sebuah keluarga dari Padang yang sudah bermukim di Perth sejak 31 tahun lalu.
Hari ke-4, Jumat, 4 November mereka ke kota tua Fremantle, tempat pertama imigran Inggirs datang 200 tahun lalu. Sorenya mereka ke pendidikan Quran oleh keluarga Indonesia. Senja itu juga mereka berkunjung ke Murdoch University bertemu dengan mahasiswa Indonesia dan malamnya kunjungan kehormatan kepada Konsul Jendral RI Perth.
Left
Center
Right
Remove
Perth Underground Sation
Hari ke-5, Sabtu 5 November, mereka ke Mendurah, arah ke Barat dari Perth. Sambil melihat tempat yang indah kota wisata, teluk, pantai dan semenanjung itu, mereka bertemu dengan seorang teman dan putri serta 2 orang cucunya.
Hari ke-6, Minggu, 6 November, mereka mengunjungi kota kecil Rockingham untuk melanjutkan perjalanan ke Penguin Island (Pulau Penguin). Dan hari ke-7, Senin, 7 November sesuai janji mereka berkunjung ke Curtin University. Mereks disambut 2 orang mahasiswa pascasarana. Seorang yang studi Master Health Administration dari Unismu Makassar dan seorang lagi mahasiswa Doktoral, dari Kementeriaan Keuangan yang mengambil bidang studi Public Policy fokus kebijakan keuangan pusat dan daerah. Dan Hari k-8, Selasa, 8 November mereka kembali ke jakarta.
Tulisan bersambung ini merupakan catatan ringan yang sedang diproses sambil mengerjakan tugas sehari-hari setelah pulang kembali ke rumah mereka.
Nikmatnya naik Bus Bandara-Hotel (1)
Left
Center
Right
Remove
Satu block lagi sampai .
Berjalan di koridor masuk Bandara Internasional Terminal 1, adalah aksi awal sore ini. Dengan manarik cabin-bag dia dan isteri melewati gerai berbagai kedai belanja, baru sampai ke imigrasi. Panorama ini seperti kebanyakan Bandara Internasional sekarang. Dalam rangka mengorek kantong para traveler. Tidak ada kesulitan sama sekali keluar imigrasi dan pengambilan barang hanya menyerahkan slip formulir bawaan ke petugas yang berdiri dekat box X-Tray itu. Sesampai diagian serambi sebelum keluar dia membeli kartu selular vodaphone seharga 20 $ Australia untuk 12 GB data dan bebas telepon lokal sampai 8 November ini.
Left
Center
Right
Remove
Naik Bus Airport Shuttle ke Hotel di Pusat Kota Perth
Left
Center
Right
Remove
Tambang $ 9.50 untuk berdua
Kepada gadis penjual kartu selular itu dia bertanya ke arah ke mana transpor publik ke Pusat Kota. Cewek itu menunjukkan arah ke kanan. Kedua orang ini meluncur mendorong trolley keluar. Sebelumnya, Gadis tadi menuliskan catatan, Bus No 380 untuk ditumpangi. Di luar, mereka bertanya lagi dengan orang yang berdiri di situ. Di antaranya seorang dari Malaysia yang berkerja di Perth yang baru datang dan baru keluar terminal. Beberapa pertugas lain seperti kebersihan dan lainnya juga ada di situ. Mereka berfoto-foto sambil menunggu bus nomor 380 itu.
Left
Center
Right
Remove
Bersama petugas Bandara Perth.
Sekitar 15 menit menunggu bus shutlle. Mereka bertanya ke driver berapa tiket. Untuk dua orang Aus 9,50 $. Tak banyak penumpang lain di dalam bus itu. Mereka celengak-celenguk keluar. Menikmati awal pertama mereka menginjakkan kaki di benua ini. Padahal keduanya sejak hampir 40 tahun lalu sudah ke puluhan negara di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika. Baru kali ini ke sini. Maka lengkaplah mereka pergi melanglang buwaba ke sudut-sudut penjuru lima benua di dunia ini.
Sepanjang jalan yang lebar, sore bercahaya terasa lengang kecuali mobil yang tidak terlalu banyak, serta rumah di kiri-kanan jalan yang sepi. Matahari baru tenggelam pukul 7 malam.di musim spring-semi ini . Mulai aura rasa di Eropa atau Amerika di negeri benua selatan ini. Nikmatnya naik bus yang tidak macet dan tidak penuh sesak serta pemandangan luar yang bersih dan menarik.
Left
Center
Right
Remove
Turun dan 2 block lagi ke kanan dan terus jalan dan ke kiri, akan sampai di hotel untuk sepekan ini.
Bus itu meliuk dan menikung jalan raya antara Bandara dan Kota Perth. Pada waktu masuk kota, Bus melewati jalan lebar yang lurus. Di jalan Adelaide Terrace, tampak bendera Indonesia berkibar. Itulah gedung Konsulat Jendral RI di Perth yang direncanakan termasuk yang akan mereka datangi.
Dia dan isteri berhenti di St John Terace. Driver bus shuttle ini bilang kalau hotel Ibis yang akan menjadi rumah kedua mereka selama sepekan ke depan hanya nyeberang ke kanan, jalan sedikit satu block, nyeberang ke kiri, jalan sedikit, maka kelihatanlah hotel itu. (Bersambung)
Left
Center
Right
Remove
Rumah selama sepekan, Hotel Ibis Jalan Murray 334 Perth, WA, Australia.
Left
Center
Right
Remove
Kebab untuk Dinner
Left
Center
Right
Remove
Pukul 8 malam jalan di sepanjang jalan Murray di depan stasiun Perth, orang tak banyak kelihatan. Sebagian yang sedikit itu ada di restiran, dan bar sekitar jalan ini.
Left
Center
Right
Remove
Telepon Mesin Kartu antik akhir 80-an sampai 1990-an ini masih dipelihara di kota Perth untuk pajangan dan kenangan,