YPKM, Literasi Intelektual dan Tradisi Berbagi
Oleh Shofwan Karim
Jakarta, Sabtu, 22.08.2020.
Bertemu Sastrawan dan Budayawan Taufik Ismail dan isteri Atik Taufik membawa aura tersendiri dalam batinnya. Apa lagi hadir Irman Gusman (IG), Gamawan Fauzi (GF) dan Fadli Zon (FZ). Pertemuan Ketua DPD RI 2009-2016, Menteri Dalam Negeri 2009-2014 dan Wakil Ketua DPR RI 2014-2019 tadi, seakan ditentukan-Nya begitu mudah. Baru 2 hari sebelumnya, ada WA Call dari IG atas kesediaan tokoh-tokoh nasional tadi duduk bersama.
Pertemuan di Gedung Library FZ Bendungan Hilir, Jakarta itu bagi Eska sebuah rahmat. Sebelumnya, pada bulan Maret, 2020 ada pertemuan di rumah Budaya Taufik Ismail di Aie Angek Padang Panjang. Waktu itu ada Friend’s Night. Hadir selain tuan rumah Fadli Zon adalah Dubes Turki untuk Indonesia Prof. Mahmud Erol Kilic dan Dubes Bosnia Herzegovina Dubes Bosnia-Herzegovina untuk Indonesia.
Waktu itu Eska hadir bersama beberapa kolega Yayasan Pusat Kebudayaan Minang Kabau (YPKM). Dan pertemuan dengan IG dan GF dalam dalam masa maraknya Pendemi Covid-19 di tempat terpisah terjadi beberapa bulan lalu itu.
Pertemuan kali ini (22/8/2020), niat pertama adalah mengucapkan selamat kepada FZ yang menerima Bintang Penghargaan tanda kehormatan Bintang Mahaputera Nararya dari pemerintah 13 Agustus, dalam rangka HUT RI ke-75 Indonesia merdeka. Pada waktu itu FZ mengatakan bahwa ini juga penghargaan kepada rakyat. Bintang yang diberikan Presiden Jokowi itu, dikatakan FZ beberapa hari lalu itu kepada media, merupakan bentuk pengakuan terhadap demokrasi yang sedang berjalan (Tempo,13/8/2020).
Maksud kedua adalah menandatangani beberapa dokumen YPKM yang diperlukan untuk reposisi dan penambahan Pengurus YPKM. YPKM berdiri atas inisiasi 9 orang tokoh. Atas inspirasi hasil pertemuan Budayawan, Sastrawan, Seniman dan Wartawan, di Hotel Pangeran Beach awal tahun 2011. Salah seorang yang sangat prihatin dalam diskursus waktu itu memelas kepada forum. Beliau adalah almarhum H. Wisran Hadi yang wafat Juni 2011. Minta supaya semua orang di tanah dan di rantau memperhatikan kebudayaan Minangkabau dengan sangat serius.
Berulang dan bertahun setelah itu ada diskusi yang berlanjut. Di antaranya ada yang menamakan Tim-9. Maka pada rapat yang ke 11, tgl 12 Maret 2015, oleh Tim-9 tadi dibentuk Tim Pendiri sebuah lembaga resmi yang ber-aktenotaris dan diakui Menkumham RI. Mereka terdiri atas 11 orang tokoh, aktivis masyarakat, budayawan, sastrawan, seniman dan wartawan.
Mereka adalah H. Irman Gusman, S.E., M.B.A. Dt. Rajo Nan Labiah; Hj. Emma Yohanna, B.A., S.Pd.I.; Drs. Darman Moenir, B.A.,; Dr. Drs. H. Shofwan Karim,B.A., M.A. ; H. Hasril Chaniago; Prof. Dr. Drs. H. Mestika Zed, B.A., M.A.; Eko Yanche Edrie; Ery Mefri Dr. Drs. H. Yulizal Yunus, B.A., M.Si. Dt. Rajo Bagindo; Alwi Karmena St. Pangeran; Muhammad Ibrahim Ilyas.
Lalu disusun Tim Pembina, Pengurus dan Pengawas. Pembina adalah H. Irman Gusman, S.E., M.B.A. Dt. Rajo Nan Labiah (Ketua);Dr. Drs H.Fadli Zon., M.Sc. Dt. Bijo Dirajo Nan Kuniang; Dr. H. Gamawan Fauzi, S.H., M.M. Dt. Rajo Nan Sati (Wakil Ketua) Hj. Emma Yohanna, B.A., S.Pd.I. (Sekretaris) H. S.M. Taufiqurrahman Thaib, S.H. (Anggota) Prof. Dr. Ir. Hj. Puti Reno Raudhatuljannah Thaib, M.P. (Anggota) H. Marah Basril Djabar St. Rajo Endah (Anggota) H. Nofi Candra, S.E. (Anggota) Darman Moenir St. Bandaro Nan Sati (Anggota) Alwi Karmena St. Pangeran (Anggota)
Pengurus : Ketua : Prof. Dr. H. Mestika Zed, M.A. Wakil Ketua : Dr.H. Shofwan Karim, M.A. Wakil Ketua : H. Hasril Chaniago Sekretaris : Dr. H. Yulizal Yunus, M.Si., Dt. Rajo Bagindo Wakil Sekretaris : Eko Yanche Edrie Bendahara : Dr. Rahmi Fahmy, S.E., M.B.A. Pengawas : Ketua : Ery Mefri Anggota :Ir. H. Zukri Saad Anggota : H. Khairul Jasmi, S.Pd., M.M.
Tiga di antara pendiri, pembina dan pengurus tadi wafat dalam tahun yang berbeda. Mereka yang wafat itu H. Taufiq Thaib, S.H., Darman Moenir dan Prof Mestika Zed.
Pertemuan dimulai dengan berbagi buku karya Irman Gusman, “Menyibak Kebenaran”. Lalu setelah menelusuri ….. (Bersambung)