Mohammad Natsir

M Natsir, Kukuh Pendirian tapi Toleran

Sabtu, 19 Juli 2008

Padang, Padek– Muhammad Natsir seorang yang kukuh dalam pendirian tetapi toleren dalam ranah kemanusiaan. Ia tetap keras menyuarakan agar Islam menjadi dasar negara melalui sidang-sidang konstituante tahun 1955. Namun tidak menyerang dan tetap akrab dengan lawan-lawan politik seperti partai yang berhaluan kristen dan Partai Komunis Indonesia (PKI) sekalipun.

”Tetapi bukan berarti ia setuju dengan mereka. Ini kelebihan Natsir memadukan ilmu keislaman dengan humaniora, sejarah, filsafat dan kemampuannya menguasai berbagai jenis bahasa di antaranya Latin, Prancis, Inggris, Arab dan Jerman,” terang Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) Shofwan Karim kepada koran ini, kemarin memasuki peringatan 100 tahun Muhammad Natsir.

Screen Shot 2016-05-21 at 5.41.16 PM

Kekukuhan terhadap pendirian ini, terang Shofwan tidak hanya ditunjukkan terhadap kelompok di luar Islam tetapi mereka yang berhaluan Islam sekuler seperti Soekarno pun diserang secara intelektual. Ia dengan tegas mengatakan pendapat Soekarno yang mengagungkan tokoh nasionalis Turki Kemal Ataturk yang melepaskan labelisasi agama dari negara tidak tepat.

Maha karya M Natsir yang menggambarkan perdebatan dengan Soekarno dalam konteks hubungan Islam dan negara yang bisa dibaca dalam kapita selekta I, II dan III. Menurut Shofwan, buku ini sekaligus menunjukkan kualitas intelektual dan kegamaan Natsir yang seharusnya menjadi referensi politisi saat ini sehingga tidak terjebak dalam konsep pragmatisme. (geb)

http://www.padangekspres.co.id/content/view/12844/104/

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: