Safari

Shalat Jumat di Masjid Ottawa

 

https://shofwankarim.me/2014/02/02/cwy-dan-pemimpin-muda-dalam-aksi/amp/

 

Perubahan Isu Strategis Global

Setelah 29 tahun ke Kanada (5):

Perubahan Isu Strategik Global

Oleh Shofwan Karim

Dari 1970 sampai 1980-an, nomenklatur kemajuan dunia dikategorikan kepada 3 moda. Negara maju, Negara sedang berkembang dan Negara yang belum berkembang. Bersamaan dengan itu muncul ungkapan Negara-negara Utara dan Negara-negara Selatan. Istilah lain, Negara-negara industri dan yang sedang membangun industri .

Pertama kali saya melibatkan diri di CWY, 1980 di dalam Group Activity Day (GAD) di jantung Provinsi Alberta, kota kecil Stettler, berpenduduk 3100 jiwa, terminologi itu merupakan pokok bahasan hangat.

YLIA CWY-Indonesia 2013
YLIA CWY-Indonesia 2013

Setelah 3 hari working session CWY di Montreal 15-17 Feb 2015, kami sempat bertemu dengan alumni CWY-Indonesia(1980-81). Di antaranya Dr. William “Bill” Fallis, di George Brown University-College, Toronto, 22 Februari 2015, sehari sebelumnya kami bertandang ke Niagara Falls, yang menjadi batas Negara Bagian New York Amerika dan Provinsi Ontario, Canada. (Foto: Dok)

Indonesia waktu itu dikategorikan kepada Negara sedang berkembang, Negara Selatan dan Negara sedang membangun industri. Tahun 1982 di Kota Rosetown, Saskatchewan isu itu masih hangat. Kemudian, 1984 di Toronto, Ontario dan di komunitas group yang saya koordinatornya St. Thomas, Lindsay dan Couborg, diskusi itu semakin hangat bahkan sampai perdebatan yang membuat merah kuping anak muda.

Di dalam Team Debriefing antar 35 negara kami di Montreal November 1984, semakin menjadi-jadi. Waktu itu, isu kesenjangan ekonomi, industri, politik dan militer dunia selalu merujuk kepada terminologi di atas tadi. Kami selalu mendiskusikan soal Blok Barat dan Timur, Perlombaan Persenjataan, Perang Bintang Ronald Regan (waktu itu Presiden Amerika), gejolak di Sovyet, China yang disebut negeri Tirai Bambu dan seterusnya.

Keadaan bergeser setelah revolusi glasnost dan prestroika Uni Sovyet, runtuhnya tembok Berlin dan menyatunya Jerman Barat-Jerman Timur, Komunis China yang membuka diri setelah Peristiwa Lapangan Tiananmen, keadaan dunia berubah.

Setelah 1989/90 isu tadi berubah kepada demokratisasi, lingkungan hidup dan hak-hak asasi manusia.

Apa yang sekarang (Desember 2013) saya lihat di 3 group Halifax, Truro dan Charlottetown isu semua di atas tadi berubah total. Mereka sekarang memfokuskan isu kepada kesehatan, lingkungan hidup, kesetaraan jender, kemiskinan, keterbelalakangan, tetap demokratisasi, pemberdayaan ekonomi, pendidikan multicultural, pendidikan inklusif, penghormatan kepada semua bangsa, perlakuan kepada imigran dan isu kesenjangan usia di mana orang lanjut usia semakin besar jumlahnya. Tidak ada lagi bom bayi (Baby Boomers). Saya linglung, bahwa Negara maju seperti Kanada, penduduk usia muda semakin berkurang dan usia lanjut semakin banyak.

Maka di ketika kaki ini melangkah ke pusat kegiatan peserta program CWY YLA (Canada World Youth-Youth Leaders in Action) tahun ini, pemandangan orang-orang usia lanjut menjadi umum.

Di Pusat sumber daya relawan sebagai tempat konsultasi awal, kepada kami ditayangkan beberapa tempat peserta menjadi relawan. Apa jenis pekerjaan mereka dan dengan siapa mereka bertanggungjawab serta siapa saja pihak-pihak yang menjadi parner mereka di situ. Dari pusat sumber daya ini, fenomena masa lalu komunitas internasional yang asik-maksuk dengan polarisasi dunia, kini berubah kepada dunia kerja, penabdian sepanjang hayat di mana dan kapan saja. (Bersambung)http://shofwankarim-resources.blogspot.co.id/2018/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Jumat, 13 Maret 2015|12:02:38 |Dibaca : 697 Pembaca

http://hariansinggalang.co.id/shalat-jumat-di-masjid-ottawa/

Masjid di Ottawa, Canada.

Bersama Imam Masjid Samy dan Ismail jemaah asal Afrika. (Foto: Haedar)

Oleh Shofwan Karim

Haedar (18) mengajak saya Shalat Jumat di Masjid Asosiasi Muslim Ottawa. Pada 1984, saya hanya ambil foto di luar. Ketika itu ditemani diplomat KBRI Ottawa, Husni Sungkar, ipar atau suami kakak Menteri Pendidikan dan Kebudyaan sekarang.

Haedar adalah putra kedua Dubes RI untuk Kanada dan merangkap pimpinan Aviasi Indonesia PBB di Montreal. Haedar sedang persiapan kuliah di Ottawa. Dia akan mengambil Ilmu Politik. Karena itu sebagaimana lazimnya di Kanada, remaja akan kuliah masuk kelas persiapan dulu.

Dia berpikir akan mengambil kuliah di Univeristas Ottawa atau Universitas Carlton. Yang disebut kedua adalah tempat kuliah Dr. Dino Pati Jalal, Mantan Dubes RI di Amerika tempo hari.

Basis kehidupan

Perasaan saya Masjid OMA (Ottawa Muslim Association) ini sebesar Masjid Kampus UNP di Air Tawar Padang. Ketika Khatib naik Mimbar, cara khutbah dan kemudian belakangan shalatnya sama dengan kita di  Padang. Tentu saja dalam Bahasa Inggris. Kecuali kutipan ayat dan hadis.

Bedanya tentu jemaahnya. Di Padang tidak lazim wanita ikut shalat Jumat. Di masjid OMA ini pada lantai 2 ada puluhan ibu-ibu dan wanita muda yang menjadi jemaah.

Khutbah khatib fokus kepada pentingnya memelihara kekuatan keluarga. Keluaga adalah basis kehidupan. Kasih sayang suami isteri. Tanggungjawab terhadap anak oleh kedua orang tua. Didahului oleh saling cinta antara suami-isteri padat, kekal dan saling memahami.

Berawal dari kutipan Surat al-Rum 21, khatib mengingatkan tanpa keluarga yang kokoh dengan kasih sayang paripurna, kehidupan akan porak poranda. Saya ingat teman-teman di Kanada, banyak yang mengalami perpisahan setelah anak tumbuh bahkan dewasa.

Baik mereka yang kawin sesama orang di Kanada, maupun yang kawin silang dengan orang Indonesia. Tentu tak kurang pula yang abadi dan kekal.

Imam Samy Metwally yang dikontrak oleh OMA utk 4 tahun adalah tamatan  Uiversitas Al-Azhar Mesir, penerima beasiswa Full Bright Hartford Seminary dan Universitas Negeri Arizona, AS. Imam dengan 5 rang putra putri itu ahli  dalam studi syariat Islam, juga pakar hubungan Islam dan Kristen.

Status dan fungsi Imam amat strategis. Dia  menjadi imam shalat, khatib dan memberikan pelajaran keislaman. Lebih dari itu  yang berhak menikahkan pasangan muslim dengan memberikan sertifikat. Sebagai dasar penegakan syariat Islam basis keluarga utama syah sebagai pasangan muslim-muslimah.

https://eskaelhussein.wordpress.com/2016/05/26/shalat-jumat-di-masjid-ottawa/

Dengan sertifikat itu  pasangan tersebut barulah mendaftar di catatan sipil pemerintah untuk disyahkan sebagai pasangan resmi diakui negara.

Masjid kedua

Masjid OMA adalah yang kedua berdiri pada 1962 dan selesai 1965. Sedang masjid pertama didirikan oleh Masyarakat Muslim Ottawa di tempat lain pada 1940. Di Ottawa ada 12 buah masjid. Inilah penampung kegiatan ibadah untuk sekitar 80 ribu muslim-muslimah di Ottawa yang sekarang berpenduduk lebih kurang 1 juta jiwa.

Masjid OMA didirikan atas inisiatif pertama datang dari ayah Mohamed Ghadhan. Keluarga muslim sunni dari Lebanon. Mohamed Ghadban kini menjadi Presiden Direktur untuk jangka waktu sampai 2016. Dia didampingi 7 anggota direksi, 2 sekretaris, keuangan dan 8 wali amanat serta 1 ketua kemite kerjasama.

Menurut Anis Chamseddine, Presiden OMA sebelumnya dan sekarang menjabat Wakil Peresiden, OMA menjadi pusat komunitas muslim di Ottawa. Oleh karena itu, OMA bukan saja pusat pembinaan internal umat Muslim, tetapi juga pusat hubungan Muslim dengan agama dan komunitas lain.

OMA bahkan menjadi tepat utama pemerintah Ottawa khususnya dan Kanada umumnya untuk berkoordinasi dan konsultasi. Karena itu kalau ada sesuau yang menggembirakan OMA  menjai perwakilan.

Sebaliknya bila ada sesuatu yang menjadi masalah, OMA pula tempat mereka meminta pendapat dan kadang-kadang minta pertanggungjawaban.  (*/Bersambung)

*) bagian7, perjalanan ke Kanada Februari 2015

http://www.shofwankarim.com/berita-shalat-jumat-di-masjid-ottawa.html

%d blogger menyukai ini: